Surabaya, Sonora.ID - Selama tiga hari berturut-turut (4-6/3), Pemprov Jatim mengguyur sebanyak 2,7 juta liter minyak goreng, baik curah, dan premium ke pasar-pasar tradisional.
Dengan dibukanya akses harga yang lebih terjangkau bagi para pedagang pasar tradisional, diharapkan dapat memenuhi ketersediaan dan keterjangkauan masyarakat akan kebutuhan minyak goreng.
Baca Juga: Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Pemprov Jatim Gelontorkan 3.500 Ton ke 17 Daerah
"Masih akan didistribusikan kembali sebanyak 1.042 ton minyak goreng atau sejumlah 1.146.200 liter. Sehingga total kurang lebih 3,8 juta liter minyak yang didistribusikan ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur," kata Gubernur Khofifah saat di Probolinggo, Minggu (06/03/2022).
"Sisanya secara berkelanjutan akan didistribusikan ke setiap daerah sesuai kebutuhan.
Begitu pula dengan rencana kedatangan migor minggu ini secepatnya akan kami distribusikan.
Mengingat titiknya memang banyak dan harus di support sesuai dengan jumlah penduduk di masing-masing kabupaten maupun kota di Jatim," tambahnya.
Baca Juga: Harga Pangan merangkak naik, Anies Baswedan: Kami Akan Pantau Terus!
Ia menjelaskan, pendistribusian minyak goreng dilakukan dengan tidak langsung menyasar para konsumen.
Cara ini bertujuan turut membantu para pedagang pasar tradisional yang juga mengalami kesulitan mencari pasokan minyak goreng dengan harga wajar.
“Dengan melakukan penyaluran kepada para pedagang maka akan memberikan dampak keberlanjutan yang lebih luas.
Pedagang akan memperoleh pasokan minyak goreng yang terjangkau sehingga dapat menjalankan usahanya, konsumen juga dapat membeli produk dengan harga yang wajar,” kata Khofifah.
Gubernur mengatakan, selama ini Pemprov Jatim terus berupaya mengurai kendala-kendala distribusi minyak goreng yang menghambat pasokan minyak goreng untuk sampai ke konsumen di semua kabupaten/kota di Jatim.
Baca Juga: TPID Riau Gelar High Level Meeting, Bahas Kenaikan Harga Minyak Goreng
Berbagai strategi dilakukan agar masyarakat tidak kesulitan memperoleh minyak goreng dengan harga murah, termasuk dengan rutin menggelar operasi pasar.
Mengingat, hasil inspeksi yang dilakukannya di lapangan, tidak ada pabrik minyak goreng yang mengurangi kapasitas produksi bulanannya.
Kebutuhan per bulan Jatim sendiri berada di angka 59.000 ton, sedangkan total produksi per bulan mencapai 63.000 ton.
"Ini bagian dari komitmen Pemprov Jatim untuk memastikan ketersediaan minyak goreng yang terjangkau bagi masyarakat. Karena hitung-hitungan matematikanya Jatim surplus, tapi di lapangan, minyak goreng langka dan harganya tidak stabil," imbuhnya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Khofifah juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi borong atau panic buying.
Menurutnya, justru sikap tersebut yang mendorong kelangkaan minyak goreng di pasaran.
"Jadi tidak perlu melakukan pembelian berlebih dengan cara mengajak anak, suami atau istri, dan saudara untuk membeli minyak goreng dengan jumlah tidak wajar. Beli sewajarnya saja sesuai kebutuhan," pungkasnya.