Pontianak, Sonora.ID - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengimbau masyarakat Tionghoa yang berada di luar Kalbar untuk tidak pulang melaksanakan sembahyang kubur.
Hal ini untuk mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 di Kalimantan Barat (Kalbar).
Ia meminta kepada warga yang berada di luar Kalbar untuk melaksanakan sembahyang kubur di tempat tinggal masing-masing.
Baca Juga: Mitos-Mitos Imlek yang Masih Dipercaya Orang Tionghoa Hingga Saat Ini
“Saya mengimbau, tanggal 20 nanti kan sembahyang kubur, untuk masyarakat Tionghoa asal Kalbar yang berada di luar Kalbar saya minta jangan pulang ke Kalbar, sembahyang di tempat tinggal saja,” imbaunya, Selasa (8/3).
Menurutnya, mobilisasi masyarakat dari satu daerah ke daerah lain dapat membuat tingkat penularan tinggi.
Kepada yayasan, Sutarmidji juga meminta untuk tidak memobilisasi masyarakat.
Baca Juga: Tradisi Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Ritual Cuci Jalan dan Tatung
“Karena mobilisasi masyarakat dari satu daerah ke daerah lain membuat tingkat penularan tinggi. Jadi saya minta jangan sembahyang di lokasi. Kalau pun tetap mau dan harus ke kuburannya, cukup satu dua orang. Kepada yayasan, jangan memobilisasi,” ingatnya.
Berdasarkan laporan dari Satgas Penanganan Covid-19 di Kalbar, hingga 8 Maret 2022 total kasus konfirmasi sebanyak 57.940 orang.
Kasus aktif 6415 orang (11,07%), kasus sembuh 50.421 orang (87.02%), dan kasus konfirmasi meninggal 1104 orang (1.90%).
Sementara itu, untuk capaian vaksinasi yang dilaksanakan di fasilitas layanan kesehatan seluruh Kalbar, sampai dengan tanggal 5 Maret 2022, capaian vaksinasi dosis pertama mencapai 84,39 persen, vaksinasi dosis kedua 61,36 persen, dan vaksinasi ketiga 3,70 persen.
Oleh karena itu, Sutarmidji menargetkan pada akhir Maret, capaian vaksinasi dosis pertama di Kalbar bisa melewati 90 persen.
Baca Juga: Mau Rezeki Mengalir Tanpa Henti? Coba Pajang Lukisan Ikan Koi di Rumahmu!
Diakuinya, salah satu kendala dalam pelaksanaan vaksinasi adalah wilayah Kalbar yang cukup luas, dan ada beberapa daerah yang sulit untuk dijangkau.
Untuk mengatasi kendala tersebut, menurutnya perlu kerja sama semua komponen sehingga target bisa tercapai.
“Untuk mengatasi kendala tersebut kembali lagi ke TNI, Polri, dan semua komponen kita gerakkan. Kita tetap berupaya terus agar bisa di atas 90 persen.
Yang berat kita harus melayani PMI juga. Dalam satu tahun ini sudah 40 ribu yang ditangani, harus divaksin, PCR, karantina.
Belum lagi kalau dia positif harus dibawa ke rumah sakit,” pungkasnya.