Palembang, Sonora.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Selatan menargetkan angka kasus stunting bakal turun 3,5 persen per tahun selama kurun waktu tiga tahun kedepan.
Hal ini seiring dengan target yang ditetapkan Pemerintah Pusat, dimana Presiden Jokowi menargetkan angka stunting turun hingga 14 persen pada 2024 mendatang.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel, Mediharyanto menuturkan, berbagai upaya bakal pihaknya lakukan dalam percepatan penurunan kasus stunting di Sumsel salah satunya fokus pada tindak pencegahan.
Baca Juga: BKKBN Terus Gencarkan Program RAN PASTI Guna Tekan Stunting Nasional
“Kita bakal fokus pada pencegahan di sektor hulu, bukan pada penanganan anak yang telah terkena stunting. Untuk pencegahan ini nantinya kita akan menyasar para calon pengantin muda untuk diberikan pembekalan.
Jadi tiga bulan sebelum menikah, para calon pengantin muda ini harus melapor dulu sebagai tahap screening awal untuk melihat apakah ada resiko stunting,” ungkap Medi usai menghadiri Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022 di Hotel Harper Palembang, Kamis (10/03).
Baca Juga: BKKBN Gelar Sosialisasi Program RAN PASTI untuk Turunkan Stunting
Sementara itu, lanjut Medi, prevalensi stunting di Sumsel saat ini sebesar 24,8 persen dengan jumlah tertinggi berada di Kabupaten OKI.
Di tempat yang sama, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru meminta BKKBN dapat berperan optimal dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting di Sumsel, salah satunya mengoptimalkan upaya pencegahan.
“Upaya mengatasi stunting ini harus dilakukan dengan cara deteksi dini atau sebelum terjadinya kasus stunting.
Mengingat 50 persen wanita dari pasangan muda yang akan menikah ini mengidap anemia yang beresiko cikal bakal stunting.
Jadi BKKBN harus berupaya optimal dalam hak pencegahan,” tutupnya.
Baca Juga: Wujudkan Remaja Terhindar dari Triad KRR, BKKBN Selenggarakan Pemilihan Duta Genre Provinsi Riau