Baca Juga: Umumkan Kabar Baik soal Omicron, Sri Mulyani: Tapi Tak Boleh Takabur!
"Dengan latar belakang dan tujuan tersebut, Pemerintah menerbitkan Perppu 1/2020 yang kemudian disahkan menjadi UU 2/2020, sehingga ruang untuk kebijakan fiskal, moneter, dan sistem keuangan yang extraordinary menjadi responsif dan fleksibel menghadapi tantangan yang rumit dan genting. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sebuah program komprehensif antar K/L namun terkoordinir secara terpusat untuk menangani krisis kesehatan dan ekonomi," ungkapnya.
Namun, ternyata langkah pemerintah ini membawa dampak yang baik bagi Indonesia.
"Kebijakan APBN yang fleksibel, adaptif dan responsif namun tetap prudent dan akuntabel memberikan hasil yang baik," lanjutnya.
"APBN 2020 mencatatkan defisit sebesar 6,14% dari PDB, namun mampu menahan kontraksi ekonomi Indonesia pada level -2,1%, menahan lonjakan kemiskinan dan pengangguran dan Fleksibilitas dan responsivitas APBN telah mampu memulihkan ekonomi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan mencapai 3,69%,"lanjutnya.
"Pemulihan ekonomi yang terjadi ini juga mampu membawa tingkat kemiskinan kembali ke level single digit menjadi 9,71% per September 2021, APBN menjadi instrumen sentral dalam pemulihan ekonomi," pungkas wanita yang biasa disapai dengan Bu Ani ini.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kabupaten Klaten Meningkat, Sri Mulyani Perintahkan Kembali Pengetatan
Lebih lanjut lagi, menurut Menkeu meskipun di tengah pandemi, bukan berarti reformasi struktural akan ditunda. Melainkan justru menjadi momen yang baik.
"Besi mudah dibentuk ketika masih panas, sehingga agenda reformasi struktural tidak ditunda, justru diperkuat untuk membangun fondasi ekonomi yang makin kokoh," jelasnya.
"Reformasi dijalankan untuk menangani masalah fundamental, seperti penguatan kualitas sumber daya manusia, kemudahan berusaha, serta hilirisasi dan transformasi ekonomi, reformasi APBN dan Keuangan Negara adalah keniscayaan dan kebutuhan," pungkas Menkeu
Orasi ditutup dengan kutipan motivasi dari Menkeu bahwa solusi dari setiap tantangan adalah suatu keniscayaan.
"Even the hardest of winters fears the spring, bahkan badai terdahsyat pun akan takut akan datangnya musim semi," ucapnya.
"Setiap masa selalu ada tantangannya, setiap tantangan selalu ada jawabannya, dan setiap masa selalu ada tokohnya. Ke depan masih akan ada badai dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia, kita harus selalu siap," tutup Menkeu.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis di Kuartal IV/2021, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Pulih Cukup Kuat
Pada kesempatan tersebut Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo yang ikut menyaksikan momen penganugerahan, mengatakan bahwa penghargaan dari UNS ini menunjukkan kerja keras yang dilakukan Menkeu sebagai seorang pemimpin dan figur publik telah berkontribusi menyelamatkan tidak hanya stabilitas ekonomi dalam negeri, tapi juga dunia.
“Penghargaan ini pun menjadi kebanggaan bagi jajaran DJP dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai institusi di bawah kepemimpinan beliau,” pungkas Suryo.