Surabaya, Sonora.ID – Berita duka datang dari keluarga besar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Ayahanda Rini Indriyani Eri Cahyadi yang sekaligus mertua Wali Kota Eri Cahyadi, Ir. H. Dadang Djumena, meninggal dunia pada hari ini, Senin (14/03/2022), tepat pukul 05.33. Bapak mertua Wali Kota Eri ini wafat di usia 77 tahun.
Awalnya, Eri membagikan berita duka itu melalui akun Instagramnya, @ericahyadi_. Ia mengunggah foto kebersamaannya dengan ayah mertuanya itu.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Tunai sudah tugas panjenengan Bapak membimbing saya dan @rini_ericahyadi. Nasihat-nasihat panjenengan tak akan lekang dimakan zaman. Tidak bisa saya membalas kebaikan panjenengan.
Bahkan, dalam postingan tersebut Wali Kota juga mendoakan almarhum.
“Mohon keikhlasan doa untuk Bapak Dadang Djumena, ayahanda istri @rini_ericahyadi, ayah mertua saya. Ya Allah, ampunilah beliau, berikan tempat terbaik di sisi-Mu, dan berkahilah kami semua yang ditinggalkan agar bisa mengikuti jejak kearifan serta kebaikan beliau semasa hidup. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu... “ tulisnya.
Sedangkan di rumah duka Jl. Ketintang Madya II No.52, RT.001/RW.08, Kec. Jambangan, Kota Surabaya sejak pagi sudah banyak berdatangan tamu-tamu kehormatan dari Forkopimda Surabaya.
Termasuk dari jajaran DPRD Surabaya. Puluhan karangan bunga pun berjejer di jalan depan rumah duka itu.
Jenazah keluar dari rumah duka sekitar pukul 11.15 WIB dan dibawa ke Masjid Baitussalam yang ada di sebelah timur rumah duka.
Baca Juga: Wawali Armuji Geram! Sampah Menumpuk di Sungai Kalianak
Di masjid itu, jenazah dishalatkan seusai shalat dhuhur berjamaah. Lalu, jenazah dibawa ke peristirahatan terakhirnya di TPU Tembok Dukuh.
Di TPU itu, sejumlah tokoh dan pejabat pemkot sudah menunggu, termasuk Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto.
Pada saat pemberangkatan jenazah dari rumah duka maupun setelah menyolatkan jenazah, Wali Kota Eri menyampaikan beribu-ribu terimakasih banyak kepada para pelayat.
Hal tersebut disampaikan karena pelayat sudah meluangkan waktunya untuk takziah dan memberikan penghormatan terakhir kepada mertuanya itu.
“Saya juga mohon maaf jika selama hidupnya beliau ada kata-kata yang kurang berkenan, ada perbuatan yang menyakiti hati jenengan, dan selama bersosialisasi dengan masyarakat ada tutur kata dan perbuatan yang menyakiti hati jenengan, saya mohon keikhlasan jenengan semuanya untuk memaafkan kesalahan mertua saya,” kata Eri.
Ia juga menyampaikan bahwa apabila selama hidup beliau mempunyai hutang piutang, jikalah itu diikhlaskan, ia sangat menyampaikan terima kasih banyak.
Namun, jika hutang piutang itu harus diselesaikan, ia berharap langsung menemuinya sebagai perwakilan pihak keluarga.