Banjarmasin, Sonora.ID - Sejak terjadi kelangkaan Minyak Goreng (Migor) akhir 2021 lalu, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin gencar melakukan Operasi Pasar.
Jika dihitung-hitung, sudah digelar belasan kali Operasi Pasar di berbagai titik, bekerjasama dengan pihak distributor.
"Ini sudah ke 18 kalinya. Kita sediakan 3.204 liter Migor dengan harga Rp13.500 per liter. Juga ada gula pasir kita sediakan 1 ton, dengan harga jual 12.800 per kilogram," ucap Ichrom Muftezar, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Banjarmasin, saat ditemui Smart FM di sela-sela Operasi Pasar di halaman kantornya, Selasa (15/03).
Lantas, adakah pengaruhnya dengan Migor di Banjarmasin yang saat ini sulit didapatkan?
Terkait hal itu, Tezar menyebut bahwa pelaksanaan Operasi Pasar hanyalah bentuk penanganan jangka pendek.
Sedangkan penanganan jangka panjang, diperlukan intervensi dari Pemerintah Pusat.
"Sementara ini Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan sistem subsidi. Kemudian dihilangkan, diganti dengan DMO CPO dari 20 persen naik jadi 30 persen dari total ekspor. Yang diekspor keluar, 30 persennya dialokasikan ke dalam negeri," jelasnya.
"Mudah-mudahan nanti ada kebijakan baru lagi yang bisa menjadikan migor tidak dalam kondisi langka," harapnya lagi.
Lebih jauh, Tezar menjelaskan, bahwa tujuan digelarnya Operasi Pasar adalah untuk stabilisasi harga Migor di pasaran, yang saat ini diakuinya belum sesuai ketentuan.
Baca Juga: Nelayan Kalsel Adukan Aturan Sertifikasi GT Kapal ke DPRD Provinsi