Pada kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Pusat, dr. Hasto Wardoyo menyampaikan bantuan yang diberikan oleh pihaknya sesuai dengan data yang lengkap, yang terdiri dari pasangan subur jika hamil beresiko melahirkan anak stunting.
Baca Juga: Sekda Kalbar: Semua Sektor Bertanggungjawab dalam Pengentasan Stunting
“Bantuan pangan non tunai akan kami pertajam sasarannya, lebih mengarah kepada mereka yang mempunyai resiko tinggi melahirkan anak stunting. Ini merupakan salah satu bentuk upaya kami,” ucap dr. Hasto Wardoyo.
Kepala BKKBN Pusat juga mengatakan sosialisasi stunting sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat. Stunting mempunyai ciri-ciri seperti tubuh yang pendek, tidak cerdas dan obesitas.
“Stunting itu pendek tetapi pendek belum tentu stunting. Penyebab anak stunting seperti sering sakit-sakitan, tidak mendapatkan makanan cukup gizi, dan pengasuhan yang tidak baik,” jelas Kepala BKKBN Pusat, dr. Hasto Wardoyo.
Seperti diketahui, lanjut dijelaskan Kepala BKKBN Pusat bahwa stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
“Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun,” jelasnya.
Baca Juga: BKKBN Gelar Sosialisasi Program RAN PASTI untuk Turunkan Stunting