Sonora.ID - Generasi muda dan masa kini merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Tantangan dalam menghadapi perubahan zaman sebagai generasi penerus kian besar.
Begitu banyak beban yang harus dipikul generasi muda saat ini. Dianggap sebagai masa yang paling produktif untuk menciptakan suatu perubahan, anak muda sering kali dimintai pendapat perihal apa yang harus dilakukan. Namun apakah pendapat-pendapatnya didengar?
Muhammad Faisal, seorang Psikologi, bercerita bagaimana ia menyelami dunia psikologi serta memantau perkembangan generasi muda dan tantangannya. Bincang-bincang Wisnu Nugroho dan Faisal dapat didengarkan melalui siniar Beginu episode “Doktoral Muda dan Eksperimen Generasi Muda” di Spotify.
Mendapatkan gelar doktoral di usia 34 tahun jelas tidak mudah, namun Faisal mengaku bahwa ia tak terlalu fokus sekolah bahkan berprestasi. Setelah mendapatkan gelar sarjana, ia tertarik untuk mendalami psikologi sosial politik di pascasarjana.
Faisal berhasil meneliti psikologi partai politik di tengah situasi politik Indonesia yang kian memanas. Setelahnya, ia mengajar dan bekerja di konsultan politik sembari menyelesaikan pendidikan doktoralnya. Merasa bosan dengan repetisi survei data yang itu-itu saja, Faisal memutuskan untuk membuka bironya sendiri dengan fokus meneliti perilaku anak muda.
Baca Juga: Dukung Kreativitas Generasi Muda, Papua Youth Creative Ditargetkan Selesai Desember 2022
Lebih Dekat dengan Generasi Muda
Fenomena FOMO yang terjadi pada era 1990-an, sudah jarang ditemukan saat ini. Menurut Faisal, sekarang semua anak muda malah ingin berbeda dengan yang lainnya. Ini merupakan hal baru karena unik dianggap lebih baik.
Pada zaman dahulu, ada kepercayaan penuh terhadap media. Keinginan untuk mengikuti apa yang media siarkan masih kuat. Namun, saat ini kepercayaan kepada media sudah tidak sekuat itu. Anak muda lebih percaya komunitas.