Tubuh bergeser ke mode respon Fight-Or-Flight
Respon fight-or-flight merupakan sebuah istilah untuk kondisi yang sering terjadi dalam situasi traumatis atau memicu panik.
Dalam keadaan ini, adrenalin dan norepinefrin dilepaskan dari kelenjar adrenal, menyebabkan detak jantung meningkat, paru-paru bekerja lebih keras, dan tubuh merasa lebih sedikit rasa sakit dan stres otot.
Selain itu, neuron di otak pun mulai berusaha memberi tahu tubuh bahwa ia perlu segera bergerak untuk memaksimalkan peluang bertahan hidup. Namun sayangnya ini tidak terlalu bermanafaat jika terjadi kecelakaan.
Penumpang mengalami sensasi tanpa bobot tubuh
Dalam kecelakaan di mana pesawat menukik atau membelok tajam, tubuh bisa terasa tidak berbobot.
Tubuh melayang dari tempat duduk bersamaan dengan benda di sekitar seolah berada di luar angkasa. Sensasi ini kemungkinan hanya terjadi selama sesaat.
Baca Juga: Lakukan Ini Saat Alami Perdarahan Akibat Luka Kecil
Badan dan kursi pesawat bisa terhisap keluar
Dalam kecelakaan yang parah, kursi pesawat bisa copot dan menciptakan semacam efek akordeon.
Ketika sebuah pesawat meledak dan robekan atau lubang menyebabkan dekompresi, perubahan tekanan ini bisa cukup untuk menyedot tubuh atau bahkan seluruh kursi, keluar dari pesawat menuju udara terbuka.
Otak dapat memperlambat momen tabrakan
Masih melansir dari Ranker, orang-orang yang selamat dari kecelakaan pesawat menggambarkan waktu seolah melambat di sekitar mereka.
Ketika otak manusia merasakan bahwa hal-hal yang sangat mengerikan sedang terjadi, ia mulai menyesuaikan atau meningkatkan cara menangkap ingatan.
Ini adalah fenomena yang disebut peningkatan pengepakan memori atau persepsi gerakan lambat.