Saat itu prajurit sedang akan melaksanakan apel pagi, tiba-tiba terdengar suara benturan keras setelah dicek ternyata terjadi laka lantas yang korbannya sudah berlumuran darah dan perlu mendapatkan pertolongan segera, apel pagi pun sempat ditunda karena para anggota menyelamatkan korban.
"Awalnya kami akan melaksanakan apel pagi, saat itu kami mendengar suara benturan keras, akhirnya kami lari keluar dan mendekati, saya lihat di depan mata kami orang sudah tidak sadarkan diri berlumuran darah," ungkap Sertu Suparto
"Saya spontanitas panggil teman semua mengangkat ke pinggir karena pagi itu jalanan crowded. Setelah itu kami langsung menelpon Ambulans Kris, karena lambat datang, korban sangat perlu pertolongan," imbuhnya.
"Pertolongan pertama cuma adanya baju, jadi baju kami yang saya utamakan, sebenarnya kami tidak mau merobek baju kami tapi apa boleh buat semua dari rakyat saya kembalikan ke rakyat."
"Itu baju kita pakai dobel, seragam luar kami buka, baju kaus yang dalam kami pakai untuk mengikat luka. Kami ikat bagian kaki di atas lukanya biar pendarahan berhenti karena korban sudah lemas sekali," jabar prajurit mulia asal jember, Jawa Timur itu.
Bagi Sertu Suparto yang menjadi Babinsa di Klungkung sejak tahun 2016 itu tindakan heroik tersebut merupakan tugas kemanusiaan, karena dirinya sebagai prajurit TNI didoktrin untuk mengayomi dan melindungi maayarakat di sekeliling.
"Kami tidak mengharapkan penghargaan itu semua, kami larinya ke kemanusiaan," ucap dia.
Pada kesempatan yang sama, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Sonny Aprianto menyerahkan penghargaan berupa Piagam, Patung Praja Raksaka, dan seragam PDL, saat acara penyerahan penghargaan juga dihadiri pejabat utama Kodam IX/Udayana, Danrem 163/Wirasatya dan para Dandim jajaran.
Baca Juga: Pesan Presiden Jokowi Pada TNI-Polri: Waspadai Tantangan Global!
Pangdam Udayana memberikan apresiasi kepada Sertu Suparto atas tindakan apa yang dilakukan untuk membantu kesulitan masyarakat karena yang dilakukannya adalah panggilan tugas, kewajiban sebagai anggota TNI, memegang teguh sumpah prajurit salah satu butirnya adalah usaha mengatasi kesulitan rakyat di sekelilingnya.
"Beberapa hari yang lalu Sertu Suparto membantu masyarakat mengalami musibah kecelakan lalu lintas, terjadi pendarahan serius sehingga tergerak hatinya mengorbankan dan melepas baju, disobek untuk mengikat luka. Saya yakin itu dorongan dia sebagai prajurit, tidak ada tujuan mencari nama atau menaikkan citra itulah kewajiban prajurit di tengah masyarakat," kata Mayjen TNI Sonny
"Tidak ada hal spesial namun hal seperti ini perlu saya apresiasi, saya berharap ini menimbulkan motivasi pada seluruh prajurit Kodam Udayana dari Bali hingga Nusa Tenggara baik itu satuan komando kewilayahan, satuan tempur, satuan bantuan tempur, satuan administrasi agar membantu masyarakat berupaya mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya," jabar dia.