"Nah, itu pun kami waktu kecil cari tambahan hidup buat saya sekolah. Ibu saya dagang nasi kuning, dan saya bisa sekolah gara-gara dagang nasi kuning," cerita Jusuf Hamka kepada Denny Sumargo.
Berbeda dengan buka puasa gratis, untuk bisa makan di Warung Nasi Kuning Podjok Halal, seseorang memang harus membayar Rp3 ribu rupiah saja.
Lho, kenapa nggak gratis saja? Beliau mengungkapkan tujuannya untuk mencegah adanya orang tidak membutuhkan ikut mengambil jatah nasi kuning.
"Kalau dikasih gratis nanti yang tidak lapar, tidak membutuhkan ikut ambil," kata Jusuf Hamka.
"Bayar Rp3 ribu harus makan di tempat karena masyarakat kita cukup pandai. Nanti beli 3 ribu dijual lagi 6 ribu. Yang membutuhkan enggak kebagian," imbuhnya.
Baca Juga: Kisah Hidup Raja Tol Indonesia Jusuf Hamka yang Dikenal Dermawan
Ia sepenuhnya sadar kalau kehadiran Warung Nasi Kuning Podjok Halal, bisa menyebabkan kerugian bagi pedagang kecil di sekitarnya.
Oleh karena itu, Untuk memasok kebutuhan nasi kuning di kedai tersebut, Jusuf memilih bekerja sama dengan sejumlah warung makan di sekitar.
Akhirnya, nasi kuning dan lauk-pauk di warung itu dipasok secara bergantian dari sejumlah warung yang ada di sekitarnya.
Banyak pelajaran penting dalam hidup yang bisa kita ambil dari sosok Jusuf Hamka, salah satunya adalah manfaat luar biasa dari bersedekah.