Palembang, Sonora.ID – Saat seseorang berpuasa, tidak makan dan tidak minum dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari atau kurang lebih 12 jam, saat itu otomatis dibulan Ramadhan pola makan akan berubah.
Frekuensi yang awalnya 3 hingga 5 kali sehari berubah menjadi 2 kali sehari.
Saat seperti itu metabolisme tubuh juga akan menyesuaikan. Saat perut kosong tubuh berusaha mencari cadangan energi yang pertama adalah glukosa atau karbohidrat.
Bila sudah habis maka akan mencari cadangan lain yaitu glukogen.
“Penting mempersiapkan cadangan energy mulai dari sahur. Sahur penting tapi kadang menyepelekan. Saat sahur ingin yang praktis padahal asupan gizi dan nutrisi sangat penting,” ujar dr. Enita Harianti, Dokter Umum RS. Hermina Palembang dalam acara Live Talkshow dengan tema Puasa Sehat saat Ramadhan (25/03/2022).
Saat sahur perlu memperhatikan asupan gizi utamanya karbohidrat, protein, vitamin dan mineral juga cairan tubuh karena 70% tubuh manusia terdiri dari air.
Karbohidrat bisa diperoleh dari nasi, jagung, ubi, kentang. Protein hewani dan nabati bisa diperoleh dari telur, daging ayam atau sapi, tahu, tempe.
Vitamin diperoleh dari sayur dan buah. Penting untuk pencernaan, juga membuat rasa kenyang lebih lama.
Asupan air adanya kandungan ion-ion elektrolit penting agar tidak mudah dehidrasi selama puasa.
Kopi atau teh mengandung kafein yang menyebabkan sering buang air kecil, membuat cairan yang dikeluarkan akan lebih banyak lagi dan beresiko dehidrasi.
Perlu ion elektrolit untuk mempertahankan cairan tubuh sehingga tidak dehidrasi.
Arnold Febryan, Brand Communication Executive Pocari Sweat mengatakan bahwa kebutuhan carian sangat penting, setiap hari tubuh akan kehilangan cairan walaupun tidak dalam kondisi aktif. cairan yang keluar tubuh bukan air saja tapi juga ion.
Ion tidak bisa diproduksi tubuh sendiri, perlu asupan dari luar. Salah satu contoh ion adalah garam dan mineral.
Baca Juga: Hidup Sehat dengan Rutin Berolahraga untuk Menaikkan Imun