Sonora.ID - Down Syndrome adalah suatu keadaan penyakit yang penderitanya akan kesulitan belajar, kesulitan tumbuh kembang, secara fisik penderita down syndrome khas, matanya agak menjauh, lehernya pendek, kepala kecil, jari-jari pendek, kadang-kadang ada multi penyakit lainnya seperti penyakit jantung bawaan, gangguan tiroid, gangguan pendengaran.
“Penyakit ini biasanya diturunkan atau genetic, ada komponen DNA terjadi permasalahan saat tumbuh kembang. Bisa juga ada factor resiko seperti hamil di usia tua, riwayat anak terdahulu punya down syndrome, ibu juga punya kebiasaan merokok, alcohol, terpapar zat beracun, juga kekurangan gizi,” ujar Dr. dr. Aryani Aziz, Sp.OG-KFM, MARS Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fetomartenal RS. Siloam Sriwijaya dalam wawancara dengan Sonora (28/03/2022).
Down syndrome bisa diketahui saat kehamilan dengan pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan NIPT, pemeriksaan darah saat hamil 10 minggu.
Pemeriksaan kromosom mengarah ke down syndrome, missal mereka yang punya riwayat kehamilan sebelumnya atau anak sebelumnya. Penderita down syndrome bisa hidup sampai tua dan menjalani kehidupan dengan baik apabila mereka didampingi dan bisa mandiri tidak membebani diri sendiri dan keluarga.
Penderitanya juga ada yang berprestasi bila dibantu dalam tumbuh kembangnya, dimulai dari kelahiran agar mandiri dan percaya diri. Pendampingan dimulai dari orang tua yang mau menerima anak down syndrome terlebih dahulu.
“Setiap kita yang terlahir memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri. Terimakan anak tersebut sebagai bagian dari kehidupan pendampingan dari kecil. Jangan ditutupi, ajak bersosialisasi agar memiliki kepercayaan diri dan berkembang peminatannya,” tutupnya.
Baca Juga: Hari Down Syndrome Sedunia, Ini 5 Mitos Down Syndrome yang Harus Berhenti Dipercaya