Sonora.ID - Tinggal beberapa hari lagi umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1443 H. Ustaz Ahmad Syafery, Da’I Cordova Dompet Duafa Sumsel kepada Sonora (31/3/2021) mengatakan bahwa kaum muslim ketika memasuki bulan Ramadhan terbagi menjadi tiga golongan.
Pertama, yang merasa berat dengan datangnya Ramadhan, karena mereka merasa tidak bisa makan dan minum di siang hari.
Kedua, yang tidak merasa apa-apa, tidak merasa berat dan tidak merasa bahagia karena kebodohan atau ketidaktahuan mereka dengan syariat islam, merasa bulan Ramadhan sama dengan bulan-bulan lainya.
Ketiga, orang yang gembira dengan datangnya Ramadhan, mereka semakin menunggu-nunggu datangnya Ramadhan.
“Ada juga macam-macam tipe orang. Pertama seperti anak kecil yang hitung-hitung, sekali puasa 10 ribu sebulan dapat 300 ribu. Ada tipe remaja, yang senang karena bisa asmara subuh atau kencan. Ada yang gembira karena omset naik, pedagang misalnya. Ada yang senang karena dapat job banyak seperti artis,” ujarnya.
Apa yang menyebabkan bahagia sesorang dalam menyambut Ramadhan akan mempengaruhi kualitas ibadah dan puasa kita. Ada beberapa factor yang seharusnya membuat umat muslim gembira dengan datangnya Ramadhan.
“Pertama, Ramadhan adalah bulan yang agung dan diberkahi, siapa yang beramal di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya. Kedua, Ramadhan adalah bulan ampunan, semua dosa-dosa akan diampuni, neraka akan ditutup dan surga akan dibuka selebar-lebarnya,” ujarnya.
Ada sebagian umat muslim yang tidak bisa berpuasa di bulan Ramadhan. Perempuan yang haid tidak bisa berpuasa, namun dianjurkan mengerjakan ibadah-ibadah yang lain seperti berzikir.
Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Cara Bayar Utang Puasa yang Menumpuk Bertahun-Tahun
Pekerjaan berat seperti pengayuh becak, tukang bangunan ada keringanan untuk tidak berpuasa tapi tetap ada syaratnya.
“Pertama apakah pekerjaan tersebut adalah pekerjaan utama? Bila hanya sampingan tinggalkan saja. Apakah pekerjaan tersebut bisa dikerjakan saat malam Ramadhan? Apakah perkejaan tersebut bisa dimundurkan setelah Ramadhan? Kalau tiga syarat ini tidak bisa dipenuhi maka boleh tidak berpuasa tapi batalnya pun harus benar. Mereka harus berpuasa dulu, bila sudah sangat lelah dan mau pingsan baru boleh batal. Hari yang dia batal dihitung dan diingat nanti dibayar dengan puasa qadha,” ujarnya.
Bila sudah dewasa atau baligh maka batal puasa adalah berdosa dan harus dibayar, namun nilai puasanya tidak sama dengan pahala puasa saat Ramadhan.
“Hati-hati batal puasa jangan mudah batal, ingat berdosa. Puasa qadha tidak sama dengan puasa Ramadhan,” tukasnya.
Baca Juga: Gerah dengan Cibiran! Wirda Mansur Akhirnya Ngaku Tak Pernah Kuliah di Oxford, Capek Dibully?