“Krisis pembelajaran yang sudah ada sebelum pandemi, menjadi semakin parah selama pandemi. Apalagi bagi kelompok rentan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek meluncurkan pendanaan pendidikan yang berkeadilan melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) majemuk. Daerah yang indeks kemahalannya lebih besar mendapatkan nominal dana yang lebih besar.
“Terobosan inilah yang kita kenalkan dalam forum G20 di mana kita harus menguatkan komitmen bahwa pendidikan itu untuk semua. Bagaimana antarnegara G20 saling berbagi praktik baik sehingga kita dapat berbagi solusi satu sama lain,” tegas Iwan.
National Programme Officer Education UNESCO, Gunawan Zakki mengapresiasi komitmen Kemendikbudristek yang memastikan bahwa isu-isu pendidikan yang diangkat dalam G20 menjadi kebijakan atau Gerakan global (global movement).
“Indonesia bagi UNESCO telah banyak memberi kontribusi dan inovasi pendidikan yang diadopsi oleh negara-negara di dunia,” terangnya.
Ia mengemukakan bahwa Kemendikbudristek berhasil memenangkan King Sejong Literacy Price yang terkait dengan peningkatan literasi bagi buta aksara di Indonesia. Artinya, upaya kementerian dalam memajukan literasi sudah diakui dunia.
“Kemendikbudristek juga mendapat penghargaan atas upayanya menjadikan pendidikan itu berkembang secara berkelanjutan (suistanable development). Program-program inovasi dari Kemendikbudristek diapresiasi oleh UNESCO dan sudah diimplementasikan di beberapa negara,” urai Gunawan.
Pandangan UNESCO atas empat agenda prioritas yang diusung dalam presidensi G20 ini sangat baik karena isu-isu tersebut saat ini sangat dibutuhkan dunia terutama terkait pencapaian target SDGs tahun 2030.
“Indonesia dinilai telah memberi kontribusi positif melalui berbagai kebijakannya yang relevan dengan kondisi saat ini. Kami apresiasi upaya pemanfaatan teknologi digital untuk makin merangkul seluruh lapisan masyarakat,” terangnya dalam keterangan tertulisnya.
Baca Juga: Temuan Disinyalir Bom Dekat Kantor Pemkot Solo, Bertepatan Hari Pertama Perhelatan G20 di Solo
Berikutnya, terkait dengan dunia kerja di masa depan, Indonesia patut menunjukkan eksistensi sebagai laboratorium pengetahuan.
“UNESCO berharap akan banyak negara di dunia yang menjadikan Indonesia sebagai referensi untuk memajukan sektor pendidikannya,” kata Gunawan.
Perwakilan Tim Strategi Komunikasi, Kantor Staf Presiden (KSP), Dilla Amran turut menyampaikan manfaat presidensi G20 bagi Indonesia.
Salah satunya adalah memperlihatkan bahwa Indonesia telah menjalankan transformasi digital, mengelola energi terbarukan, serta mengimplementasikan konsep Merdeka Belajar yang menjadi jawaban atas perubahan zaman.
“Saya yakin, banyak rumusan hasil G20 yang bermanfaat bagi Indonesia ke depan,” ujarnya optimistis.