Sejarah Bubur Samin Khas Banjar, Jadi Kuliner Khas Ramadhan di Solo

4 April 2022 12:05 WIB
Proses pembuatan bubur samin khas Banjar di Solo.
Proses pembuatan bubur samin khas Banjar di Solo. ( )

Surakarta, Sonora.ID - Tradisi pembagian Bubur Samin Banjar di Masjid Darussalam Solo selama bulan Ramadan ternyata memiliki sejarah panjang.

Pada mulanya, orang Banjar banyak yang merantau ke Kota Solo dan menetap di kawasan Jayengan sekitar tahun 1890-an. 

Pada masa itu, kaum Banjar mengadu nasib dengan menjadi saudagar yang berjualan batu permata Martapura di Kota Bengawan, mngingat di Martapura terkenal dengan permatanya.

"Bubur Samin Banjar ini tidak lepas para perantau dari Banjar, Martapura ke Solo. Mereka datang kesini sekitar tahun 1890-an," kata Ketua Takmir Masjid Darussalam Rosyidi Muhdhor.

Hal ini dibenarkan juga oleh Ketua Jayengan Kampung Permata, Yusuf Akhmad Al Khatiri. Yusuf mengingat banyak orang Banjar pada jaman dahulu diundang oleh pihak Keraton Solo.

Baca Juga: Marak Penjualan Daging Anjing di Soloraya, Bagaimana Regulasi UU-nya?

Mereka yang datang dari Banjar diundang karena Raja Keraton Solo membutuhkan perhiasan saat mengadakan acara. 

Kala itu, perhiasan paling maju dan yang paling indah disebutnya memang ada di tanah Martapura.

"Maka Raja mengundang pemuda Martapura (Banjar) ya mungkin berjumlah sekitar lima atau sepuluh. Mereka bermukim di sini untuk mengerjakan perhiasan itu dan butuh waktu sampai tiga bulan untuk mengerjakan itu," ujar Yusuf.

"Jadi mereka nggak sempat pulang. Karena di tanah surakarta ini cukup lama maka kemudian dapat jodoh orang sini, laki-lakinya orang Banjar, istrinya Jawa. Kemudian ada istilah Jarwono, Banjar Jowo Cino," ujar Yusuf.

Rosyidi kembali menceritakan bahwa para perantau dari Banjar ini kerap mengadakan buka bersama.

Saat itu menu berbeda-beda disiapkan, sampai suatu ketika ada pembicaraan untuk membagikan menu tersebut dan menu Bubur Samin Banjar menjadi yang terpilih untuk dibagikan kepada masyarakat lainya.

"Setelah disetujui semua, maka tahun 1985 ditentukan bubur Samin Banjar untuk menu buka saat puasa. Jadi awalnya itu dari buka bersama para warga Banjar dulu," kata Rosyidi.

"Sejak jadi menu buka puasa pada 1985 banyak yang suka dan meminta. Awalnya tidak banyak membuatnya, hanya 15 kg, mulanya untuk jamaah masjid lalu sisanya dibagikan ke masyarakat," ujar Rosyidi.

Baca Juga: Imbas Harga Pertamax Naik, Bisnis Pertashop Putra Bupati Karanganyar Sepi

Namun lama kelamaan porsi yang dibuat terus meningkat seiring permintaan masyarakat.

Sebelum berhenti akibat pandemi, terakhir kali bubur yang dibuat bisa mencapai 45 kg per harinya.

Rosyidi mengatakan untuk Ramadan kali ini, pihaknya bakal menyediakan 1.300 porsi per harinya.

"Mulai hari ini karena Bapak Presiden Jokowi memberi kelonggaran boleh menggelar kegiatan Ramadan maka kita berniat membuka lagi (pembuatan bubur samin)," pungkas Rosyidi.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm