Hasil akhirnya sungguh menyerupai sebuah goresan kuas berwarna kuning kontras di katalog solo Rayi Putra.
Diawali dengan dentingan xylophone dan seruan whoa-oh sarat euforia yang bergema di latar, lagu ini siap menggodamu ke lantai dansa.
Tepukan tangan pada pre-chorus membangun antisipasi yang begitu terbayar saat chorus akhirnya meledak.
Tangkasnya warganet Indonesia dalam mencari informasi dalam hal sepele maupun hal besar di internet diakui Rayi sebagai sumber inspirasi lirik "MATAMATA".
Baca Juga: Gandeng Laze, Rayi Rilis Single Terbaru Berjudul 'Lagi?'
Iapun menyulapnya menjadi sebuah sketsa mengenai budaya kencan di jaman internet: “stalking” gebetan lewat sosial media.
Visual penuh warna dinamis pendamping singel "MATAMATA" siap menunjukkan kebolehan Rayi Putra menari.
Digarap dan disutradarai oleh Chandra Liow dan Timo, dengan koreografi yang diciptakan oleh Ufa Sofura yang turut tampil menari bersamanya, video musiknya menjadi visual paling berbeda yang pernah Rayi Putra hasilkan.
Meskipun sudah berkecimpung di industri musik lebih dari satu dekade bersama RAN, Rayi masih merasa berada di dalam pencarian jati diri dalam bermusik.
Satu hal yang dia janjikan adalah untuk tidak berhenti mencari, eksplorasi, dan mendorong batas diri.
“Sejauh ini gue happy banget dengan proses eksplorasi dan hasil dari project "MATAMATA" ini. Hopefully, this can be a nice pivot, a nice blueprint untuk solo project gue ke depannya,” harapnya.
Di ujung masa pandemi yang akhirnya berangsur membaik, "MATAMATA" menjadi seruan selebrasi yang sempurna, sesuatu yang benar-benar kita butuhkan saat ini.