Palembang, Sonora.ID - Amidi, Pengamat Ekonomi Sumsel kepada Sonora (05/04/2022) mengatakan ada beberapa faktor penyebab pemerintah menaikkan harga pertamax.
Pertama, kenaikan harga minyak mentah dunia dikarenakan imbas dari perang Rusia-Ukraina. Kedua, karena secara ekonomi harga pertamax masih jauh.
“Berharap harga pertamax jangan dinaikkan dulu karena saat ini masyarakat sedang menjalani bulan Ramadhan dan sebentar lagi akan Idul Fitri, artinya kebutuhan-kebutuhan meningkat ditambah kenaikan harga-harga dipasar. Beban masyarakat akan bertambah berat. Disarankan ditinjau ulang kenaikan harga pertamax melihat kondisional yang ada,” ujarnya.
Kenaikan harga pertamax menyebabkan sebagian besar masyarakat keberatan karena selisih harga yang jauh dari harga sebelumnya akibatnya pengguna pertamax beralih ke pertalite.
Baca Juga: Imbas Harga Pertamax Naik, Bisnis Pertashop Putra Bupati Karanganyar Sepi
Hal ini menyebabkan terjadinya antrian pertalite di SPBU.
“Meskipun pemerintah menjamin stok cukup, tapi fakta dilapangan masyarakat sedang berbondong-bondong antri pertalite imbas dari kenaikan harga pertamax,” ujarnya.
Penurunan harga minyak mentah dunia tidak serta merta pemerintah menurunkan harga BBM dalam negeri dengan alasan subsidi yang besar.
Sebaliknya, bila harga minyak mentah dunia naik maka pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri.
Baca Juga: Pertimbangkan Daya Beli Masyarakat, Harga Pertalite Tetap dan Harga Pertamax...
“Kalau pemerintah mau fair ketika harga minyak mentah dunia turun idealnya harga minyak disesuaikan, tapi ini tidak dilakukan,” ujarnya.
Ia meminta kepada masyarakat agar rasional dari pada antri panjang berjam-jam, nilai ekonomi teknik biaya kesempatan dengan biaya waktu hilang besar.
Jadi, bagi warga yang mampu sebaiknya membeli pertamax. Sementara bagi produsen, harus jujur jangan sampai stok masih ada tapi sudah tutup dibilang tidak tersedia lagi.
Pemerintah pun sebaiknya mengkaji ulang kenaikan harga pertamax sebaiknya ditunda, pungkasnya.