Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita usai menerima kunjungan Komisi VI DPR RI ke Gudang Bulog Jabar di Gedebage Bandung, Rabu (6/3/2022). (
Dok. Gun)
Bandung, Sonora.ID - Tingginya harga gabah kering di tingkat petani membuat Bulog belum berani membeli hasil panen tersebut.
"Kami belum berani beli gabah kering di petani. Harganya masih cukup tinggi yaitu Rp. 4.700 perkilonya. Sedangkan Harga Pembelian Pemerintah atau HPP kita itu di harga Rp. 4.300. Harga di petaninya masih tinggi," ucap Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita usai menerima kunjungan Komisi VI DPR RI di Gudang Bulog Gede Bage Bandung, Rabu (6/4/2022).
"Karena kami belum berani beli, jadi serapan gabah dari petani ke Bulog hingga saat ini masih sedikit. Harga mereka masih di atas HPP kita," ucapnya lagi.
Menurut Febby, jumlah gabah yang tersedia akan segera berubah karena bulan April ini memasuki masa panen.
"Sekitar dua pekan lagi panen, kemungkinan akan merata sehingga harga gabah bisa sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah," tutur Febby.
Lebih lanjut, Febby mengatakan, untuk stok beras di Jawa Barat saat ini masih mencukupi.
"Jabar stok berasnya masih oke, masih ada sekitar 130 ribu ton. Sedangkan stok beras di tingkat nasional ada di 830 ribu ton," paparnya.
Febby juga mengatakan, selain beras, pihaknya juga menyiapkan gula pasir, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya.
Namun, ia menegaskan bahwa hal itu hanya sebatas membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat saja.
"Secara komersial kita juga nyetok gula, minyak goreng dan lainnya, tapi hanya membantu saja, bukan ditugasi ya. Kita beli langsung itu ke produsen. Seperti operasi pasar migor, kita itu hanya menunggu keputusan dari BUMN," tegas Febby.
Sementara itu usai kunjungannya ke Gudang Beras Bulog di Gede Bage Kota Bandung, Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung, mengatakan kunjungan anggota ini untuk menindaklanjuti hasil rapat komisi VI.
"Kami ingin mengecek kesiapan Bulog dalam mengantisipasi harga-harga. Kami mendapati bahwa peran Bulog masih kurang. Beras saja tadi dilaporkan yang terserap baru 2 sampai 3 persen. Untuk itu, pihaknya akan meminta masukan Bulog dan lembaga terkait agar punya kemampuan membentuk sebuah lembaga yang nantinya bisa memiliki kemampuan stabilisasi harga," katanya.