Makassar, Sonora.ID - Wali Kota, Danny Pomanto mengusulkan lintasan rel kereta api dibangun secara elevated atau melayang.
Ini berbeda dengan desain untuk proyek jalur Makassar-Parepare. Dimana, Kementrian Perhubungan merencanakan di atas tanah.
Dia mengatakan, pembiayaan tentu bakal lebih besar. Tetapi perlu dipertimbangkan, karena jika tetap dipaksakan, dikhawatikan merusak tata ruang kota.
"Soal pembebasan lahan, ada yang keberatan bukan juga menolak sebenarnya. Perlu dijelaskan lengkap misalnya terputus ini makanya solusinya memang elevated," ujarnya.
Baca Juga: Wali Kota Heran Mengapa Makassar Dijadikan Kota Intoleran di Indonesia
Dalam pandangannya, penolakan pembebasan lahan oleh sejumlah warga itu beralasan. Menyusul menimbulkan masalah sosial baru.
Seperti menambah kemacetan dan berpotensi menghambat aliran air hingga mengakibatkan bencana banjir.
"Jadi lebih banyak masalahnya. Lebih macet, air terhambat seperti di Barru terhambat sampai banjir," jelasnya.
Danny mengaku berencana menemui langsung Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Hal itu untuk membahas dan mewujudkan usulannya.
Baca Juga: Imun Bisa Menurun, Ini Tips Jaga Daya Tahan Tubuh saat Berpuasa
"Saya tahu ini wilayah. Maka saya harus bela rakyat saya. Karena saya bela rakyat itulah saya minta elevated," katanya.
Sementara Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel, Ammana Gappa menerima usulan Wali Kota saat rapat di Makassar, Kamis (7/4/2022).
Sejauh ini, belum memastikan desain konstruksi pembangunan rel kereta api di Makassar. Khusus untuk jalur Makassar-Parepare, baru akan dimulai tahun 2023 mendatang.
Tahun ini, pihaknya fokus pada penyelesaian jalur Barru hingga Maros.
"Jadi secara prinsip kita sekarang tinggal clear kan dulu untuk lokasi tanahnya," ucapnya.