Sonora.ID - Nama Reino Barack sempat mencuat lantaran dirinya tiba-tiba menikah dengan penyanyi Syahrini pada Februari 2019 lalu.

Padahal, sebelumnya pengusaha muda itu dikabarkan menjalin hubungan spesial dengan artis cantik Luna Maya.

Di luar itu, sudah bukan rahasia lagi bahwa Reino Barack merupakan pengusaha sukses di usia muda.

Pantas saja jika dirinya menjadi idaman kaum hawa hingga diperebutkan selebriti papan atas sekelas Syahrini dan Luna Maya.

Baca Juga: Setelah 3 Tahun Menantikan Momongan, Akhirnya Kabar Gembira Hadir dari Syahrini dan Reino Barack

Sebagai informasi, Reino Barack menempuh pendidikan jurusan International Finance dan International Economics di American University Paris.

Karena latar belakang pendidikannya ini, Reino kini menjadi salah satu pengusaha muda yang sukses di Indonesia.

Tak hanya itu, dirinya juga merupakan anak konglomerat, Rosano Barack yang merupakan sosok pengusaha sukses. Namanya sudah dikenal dalam dunia bisnis Indonesia maupun internasional.

Lali, apa saja bisnis yang dikelola Reino Barack sehingga dirinya bisa bergelimang harta di usia muda? Yuk langsung saja kita bajas dalam artikel berikut ini.

1. Properti dan kuliner

Reino memiliki beberapa perusahaan yang bergerak di bidang properti hingga kuliner.

Salah satunya adalah restoran Jepang, yang cabangnya sudah tersebar di Indonesia.

Tak heran jika pundi-pundi Rupiah miliknya terus meningkat.

2. Pencipta serial BIMA Satria Garuda

Bukan cuma bisnis dan perusahaan saja, ternyata Reino juga merupakan salah satu orang yang menginisiasi terciptanya serial Tokusatsu dan BIMA Satria Garuda.

Baca Juga: Pantes Udah Nggak Tampil di TV, Ini Bisnis Syahrini yang Jadi Ladang Cuan Nyonya Reino Barack

Bahkan, serial ini sempat populer di Indonesia beberapa waktu lalu. Karena serial inilah, nama Reino semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Direktur Rakuten Indonesia

Pada tahun 2011, Reino menghadirkan Rakuten, platform belanja online di Jepang, ke Indonesia.

Reino menjabat sebagai Direktur Rakuten Indonesia. Namun, bisnis ini berhenti beroperasi di tahun 2016 di Indonesia.