Sonora.ID - Terhitung sejak November 2021 Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah meluncurkan Program Buy The Service (BTS) berbasis Bus Rapid Transit (BRT) yang diberi nama 'Biskita Trans Pakuan'.
Angkutan umum massal perkotaan tersebut diluncurkan untuk mendorong pengembangan layanan berbasis BRT di wilayah Bodetabek, dan layanan ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat.
Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi dalam keterangannya menjelaskan, kehadiran 'Biskita Trans Pakuan' merupakan bagian dari upaya penataan angkutan perkotaan di wilayah aglomerasi Jabodetabek, khususnya di wilayah yang belum memiliki layanan angkutan umum massal berbasis BRT secara merata.
Selain itu pertimbangan lainnya adalah, kebutuhan masyarakat untuk bermobilitas di wilayah Jabodetabek semakin meningkat, dan tidak lagi mengenal wilayah administrasi.
“Selain modernisasi, mimpinya adalah warga merasakan peradaban transportasi di Jabodetabek. Warga bisa menikmati peradaban angkutan umum seperti yang ada di Jakarta sehingga naik angkutan umum menjadi gaya hidup perkotaan," ujar Tatan Rustandi saat menjadi pembicara dalam acara Ngobrol Seputar Transportasi Jabodetabek, yang diselenggarakan oleh BPTJ, Selasa (19/4/2022).
Diungkapkan oleh Tatan, dalam perkembangannya 'Biskita Trans Pakuan' mengalami peningkatan signifikan pada jumlah penumpang, hal ini merupakan tanda jika angkutan massal tersebut mendapat respon positif dari warga Bogor. Terhitung sejak Januari hingga April 2022, kenaikan jumlah penumpang 'Biskita Trans Pakuan' mencapai 61,3 persen.
"Setelah layanan setara (antara layanan angkutan umum di Jakarta dan di Bodetabek), kemudian konektivitas dan aksesibilitas bisa terwujud. Sehingga melalui digitalisasi, warga yang sedang melakukan perjalanan, tidak ada hambatan," terang Tatan, Selasa (19/4/2022).
Baca Juga: KA Lokal Pangrango Bogor- Sukabumi Kembali Beroperasi Mulai 10 April 2022, Cek Jadwal Nya
Oleh sebab itu BPTJ pun berencana untuk melakukan pengembangan 'Biskita Trans Pakuan' pada tahun 2023 mendatang.
Namun hal ini harus dibicarakan terlebih dahulu, baik secara internal di tubuh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ataupun lintas Kementerian.
Selain itu menurut Tatan, harus ada kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Dirinya juga mengajak masyarakat dan para pimpinan daerah untuk memperkuat pandangan, bahwa pembangunan angkutan umum adalah sebuah investasi, karena memiliki multiplier effect (efek berganda) yang besar.
Sementara itu Komisaris PT Kodjari selaku operator dan investor 'Biskita Trans Pakuan', Dewi Jani Tjandra mengatakan, kehadiran Biskita yang terintegrasi, tepat waktu, aman, nyaman, dan lancar telah membangun kultur baru bertransportasi di Kota Bogor.
Saat ini penumpang juga terpantau lebih tertib dalam hal antrian dan kebersihan.
Sementara itu supir Biskita yang merupakan mantan sopir angkot, juga mengalami transformasi karena lebih melayani penumpang dengan prinsip 3 S yaitu Sapa, Senyum dan Solusi.
"Kehadiran Biskita sudah lama kami impikan. Masyarakat Bogor sangat mencintai Biskita karena sudah menjadi kebutuhan. Warga merasakan betul layanan Biskita sehingga load factor semakin hari semakin naik. Biskita membangun kultur baru bertransportasi di kota Bogor. Saya apresiasi BPTJ atas program ini dan semoga ke depan, bisa terintegrasi dari Bogor ke Bekasi dan Depok,” ujar Dewi Jani Tjandra, Selasa (19/4/2022).
Dampak kehadiran Biskita Trans Pakuan juga turut dirasakan oleh Komunitas Koalisi Pejalan Kaki Bogor.
Mewakili komunitas tersebut Irna Kusumawati memberi catatan, agar fasilitas penunjang bagi penumpang, terutama di jalur pedestrian atau trotoar, dapat terintegrasi secara baik dengan fasilitas halte.
"Kami apresiasi program Biskita. Antusias warga Bogor naik angkutan umum sangat tinggi. Namun, fasilitas halte mohon dioptimalkan agar terintegrasi dengan pedestrian.
Suksesnya pengembangan angkutan umum salah satunya terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kaki. Penumpang angkutan umum adalah pejalanan kaki," ujar Irna Kusumawati, Selasa (19/4/2022).
Baca Juga: Selain Kawin Kontrak, Ternyata Ini Alasan Lain Kenapa Orang Arab Sering Datang ke Puncak!