Jakarta, Sonora.Id - Wilayah Kabupaten Cilacap bagian barat, khususnya Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Majenang dan Kecamatan Wanareja dilanda kejadian bencana hidrometeorologi hingga bertubi-tubi dalam tiga pekan terakhir. Hasil rangkuman kaji cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, kejadian bencana hidrometeorologi yang mencakup banjir, banjir bandang dan tanah longsor dilaporkan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BPBD Majenang sejak Kamis (31/3) hingga Rabu (20/4).
Sebagai laporan pertama, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik wilayah Desa Kutabima, Rabu (31/3), yang didahului oleh tingginya intensitas hujan dan disertai kondisi tanah yang labil. Jalan utama desa sempat lumpuh total akibat tertutup material lumpur. Peristiwa itu juga menyebabkan 18 hewan ternak mati dan kurang lebih 100 warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terdampak. Data terakhir menyatakan bahwa kejadian bencana itu telah berdampak pada 215 jiwa dari 72 KK.
Melalui laporan visual didapatkan gambaran yang menunjukkan beberapa tebing mengalami longsor hingga berdampak ke areal persawahan dan jalan utama desa. Sisa material seperti lumpur, sampah dan potongan kayu juga terlihat di bantaran aliran sungai yang melintasi Desa Kutabima.
Sebagai respon cepat, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Cilacap Drs. Wijonardi, M.M., telah turun ke lapangan dan mengumpulkan beberapa pemangku kebijakan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, mulai dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citandui, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, unsur TNI, Polri, pihak pemerintah kecamatan dan desa serta relawan dibantu masyarakat untuk segera bersama-sama mengambil upaya percepatan penanganan bencana.
“Kami telah kumpulkan tim untuk koordinasi percepatan penanganan banjir dan tanah longsor ini. Tanggung jawab penangan bencana bukan hanya BPBD tapi smua OPD perlu peduli bahwa bencana bisa berakibat dan menimbulkan kerugian pada semua sektor” jelas Wijonardo, Jumat (1/4).
Dalam operasi itu, penyelamatan masyarakat terdampak menjadi prioritas utama. Dalam waktu tak kurang dari 24 jam, tim OPD terkait telah mendirikan dapur umum, posko kesehatan dan tempat pengungsian sementara di SD Negeri 4 Kutabima. Sebagai upaya pemulihan awal, tim gabungan telah berhasil membuka akses jalan utama desa yang tertutup material lumpur menggunakan dua alat berat jenis eskavator milik Dinas PUPR dan BBWS Citanduy.
“Peranan BBWS Citanduy dalam merespon bencana di wilayah kerjanya sangat luar biasa dan perlu diapresiasi,” kata Wijonardi.
Di sisi lain, beberapa titik lokasi longsor dan rawan longsor telah ditutup dengan turap dari bronjong kawat berisi batu dan kantong berisi tanah oleh Dinas PUPR setempat dan BPBD Kabupaten Cilacap. Pada proses pengerjaannya, tim dibantu oleh warga sekitar secara bergotong-royong dengan TNI, Polri dan relawan.
Genap pada hari ke-20 pascakejadian banjir dan tanah longsor di Desa Kutabima, pihak BPBD Kabupaten Cilacap menyatakan bahwa penanganan bencana akan memasuki masa transisi menuju pemulihan, yang mana masyarakat sudah dapat kembali ke rumah masing-masing dan perbaikan jalan telah selesai dilakukan.
“Akan menuju transisi menuju pemuilihan dan pengungsi yang tersisa akan direncanakan untuk bisa kembali ke rumah masing-masing,” jelas Wijonardi.
Longsor di Karangsari