Kadinkes Jabar dr. Nina Susana Dewi (paling kiri), Atalia Praratya Kamil (tengah) dalam acara PID Prov. Jabar di Gedung Sate Bandung, Jumat (22/4/2022) (
Gun)
Bandung, Sonora.ID - PekanImunisasi Dunia (PID) yang diselenggarakan pada minggu ke-4 bulan April setiap tahun pada lebih dari 180 Negara anggota WHO.
Negara-negara itu termasuk Indonesia yang memberikan jaminan setiap orang (termasuk anak) terlindungi dari Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yang selama ini rutin dilakukan melalui imunisasi dasar.
Terkait dengan ini, capaian imunisasi di Jawa Barat (Jabar) masih belum mencapai target, ditambah dengan situasi pandemi yang belum dinyatakan berakhir.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jabar, dr. Nina Susana Dewi mengatakan, Pemerintah Provinsi menargetkan 95% balita di Jabar sudah diimunisasi dasar seperti campak Rubella, BCG, dan polio.
Namun, menurutnya hal tersebut belum tercapai akibat pandemi.
"Jadi jumlahnya masih di bawah 90%, meski sudah di atas 80%," terangnya saat menjadi pembicara dalam Pekan Imunisasi Dunia (PID) tingkat Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate Bandung, Jumat (22/4/2022).
Padahal, dia memastikan imunisasi merupakan kewajiban bagi anak balita apalagi yang baru lahir.
Nina menambahkan, selain sudah sesuai berdasarkan aturan, kewajiban inipun karena imunisasi sangat diperlukan untuk kesehatan anak.
Menurutnya, kekebalan tubuh yang dimiliki hampir semua balita akan membentuk kekebalan komunal sehingga bisa meminimalisasi risiko penyebaran penyakit.
"Kalau kita tidak imunisasi, akan besar risiko terkena penyakitnya," tutur Nina.
Dalam momen ini, Nina juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu memberikan imunisasi pada anak.
"Ini penting, untuk kesehatan kita semua. Dan imunisasi itu aman, tidak berbahaya, tidak ada yang meninggal karena imunisasi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Jabar, Atalia Praratya Kamil mengemukakan, bahwa orangtua tidak perlu khawatir dalam mengimunisasikan anaknya.
Dia juga memastikan hal tersebut sangat penting untuk kesehatan anak.
Atalia Praratya Kamil memiliki pengalaman langsung terkait pentingnya imunisasi.
"Jadi, anak yang sebelum diimunisasi punya banyak penyakit, ada infeksi, setelah diimunisasi lengkap, kini sehat, kekebalan tubuhnya kuat," ujarnya.
Hal inipun, kata dia, terbukti saat pandemi virus korona ini.
"Meski Arka (anak balitanya) dikelilingi orang dewasa, bahkan ada yang covid, tapi kekebalan tubuhnya kuat, sehingga tidak tertular," tuturnya.
Di tempat yang sama, Asisten Daerah Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, meminta pemerintah daerah agar aktif dalam mendata perkembangan anak, termasuk menyangkut imunisasi.
Menurutnya, aparat terbawah seperti di tingkat desa harus memiliki data dan informasi balita mana saja yang sudah dan belum diimunisasi.
"Kita pastikan agar imunisasi ini bagian penting dari tumbuh kembang anak, agar mereka jadi bagian dari yang berkualitas.
Para kades harus pastikan anak-anaknya (balita) ada berapa, berapa yang sudah diimunisasi dan di mana saja," pungkasnya.