Sonora.ID - Salah satu menu wajib selama Bulan Puasa ini adalah gorengan, karena memang masyarakat Indonesia lebih suka berbuka dengan makanan-makanan yang ringan terlebih dahulu, sehingga pilihan utamanya adalah gorengan.
Godaan gorengan yang kriuk dan hangat agaknya sulit untuk ditolak sebagai menu berbuka puasa.
Apa lagi, dalam program Ramadan Berbagi di Radio Sonora FM, Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa ternyata buka puasa dengan gorengan diperbolehkan.
“Boleh! Boleh, ada tapinya,” ujarnya tegas.
Tak bisa dipungkiri bahwa dalam pembuatannya, gorengan membutuhkan minyak yang sangat banyak, sehingga kandungan minyak di dalam sepotong gorengan sudah terbilang banyak, sehingga nilai gizinya pun rendah.
Meski di dalamnya kerap ditambahkan sayuran, tetapi gizi di dalam sayuran akan menghilang jika dipanaskan di dalam minyak goreng dalam jumlah yang banyak.
Dokter Santi juga menekankan bahwa dalam sisi medis, tidak pernah ada gorengan yang sehat.
“Dari sisi kesehatan, yang namanya gorengan itu enggak pernah ada yang sehat. Jadi, kalau cuma sepotong, dua potong, seminggu sekali atau dua kali, masih oke. Tapi, jangan dibuat buka puasa dengan gorengan itu satu-satunya pilihan,” sambung dr. Santi.
Buka puasa pakai gorengan memang diperbolehkan, tetapi ada pertimbangan yang harus dipikirkan mengingat rendahnya gizi baik di dalam gorengan tersebut.
Baca Juga: Kalau Masih Sayang Nyawa dan Keluarga, Jangan Sesekali Makan Gorengan Ditambah Dua Lauk Ini!