Palembang, Sonora.ID - Pada Senin (02/05/2022) Hari Raya Idul Fitri 1443 H bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
DR. Suherman, Spd, MSi sebagai Pengamat Pendidikan Sumsel kepada Sonora FM Palembang mengatakan Pendidikan di Indonesia sebetulnya tidak kalah dengan Pendidikan di negara luar.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi putra-putri Indonesia di ajang kompetisi internasional.
Namun sayang pemerintah sering mengganti-ganti kurikulum terlalu cepat. Hal ini berdampak kepada pendidikan kita.
“Sebelum orba hingga reformasi usia kurikulum stabil, perubahan kurikulum dilakukan 10 tahun sekali. Setelah reformasi kurikulum berganti cepat sekali, dua tahun baru berjalan sudah berganti,” ujarnya.
Baca Juga: Kemendikbudristek dan LPDP Buka Beasiswa Pendidikan Indonesia
Pada tahun 2022 ini pemerintah baru menerapkan kurikulum merdeka, tahun 2024 adalah tahun politik, presiden akan berganti, dan menterinya pun akan berganti, pasti kurikulum berganti.
Baru dua tahun kurikulum merdeka berjalan akan berganti kurikulum lagi. Setiap pergantian kurikulum membutuhkan dana yang besar untuk sosialisasi dan pengadaan buku dan prasarana-sarana.
“Dana-dana itu sebaiknya digunakan untuk memperbaiki sekolah dan prasarana terutama yang ada di daerah terpencil. Mereka sangat minim prasarana,” ujarnya.
Ia berharap ada peraturan Menteri yang membatasi usia kurikulum minimal 10 tahun sekali.
Suherman juga berharap kedepan Menteri yang diangkat berasal dari dunia Pendidikan bukan dari ekonomi atau bisnis sehingga memahami kebutuhan dunia Pendidikan, ujarnya.
Baca Juga: Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia yang Berkeadilan dengan Kurikulum Merdeka