Bali, Sonora.ID – Seperti yang kita ketahui, Bali tidak hanya terkenal dengan wisata alam dan kulinernya yang menakjubkan.
Tapi Bali juga masih sangat kental dengan tradisi dan mistis yang masih dipercaya oleh masyarakat setempat.
Sanghyang Dedari merupakan tarian sakral yang dipentaskan sebagai tarian wajib pada sebuah ritual keagamaan.
Tarian Sanghyang Dedari disebut salah satu hari sakral karena tarian ini di lakukan pada saat penari sedang dalam keadaan "kerawuhan" atau kerasukan.
Berbeda dengan tarian dengan nama sejenis seperti Tari Sanghyang Jaran, Sanghyang Bojog ataupun Sanghyang Janger Maborbor yang mengamuk dan berapi-api.
Baca Juga: Cerita Kisah Putri Mandalika dari Kerajaan Lombok, Apa Ada Kaitannya dengan Nama Sirkuit Mandalika?
Tarian Sanghyang Dedari ini sangat lembut seperti halnya tarian legong sehingga tarian ini juga merupakan seni pertunjukan sakral yang indah.
Tarian Sanghyang "Dedari" memiliki makna bidadari, tarian ini tersebar di berbagai daerah seperti di Kabupaten Bangli, Badung dan dari Desa Bona, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Tarian Sanghyang Dedari, dimana penari Sang Hyang yang umumnya masih dibawah umur dipercayai akan dirasuki oleh Roh Bidadari dari Surga.
Mereka akan menari secara tidak sadar sahasa diiringi nyanyian sakral Sanghyang.
Untuk menurunkan roh bidadari itu, menggunakan nyanyian mistis yang disebut sebagai Kidung Pengaradan, yaitu tembang yang fungsinya untuk memanggil roh-roh suci.