Sebagian besar infrastruktur hancur dalam gerakan militer ini.
Kemudian, pada tanggal 20 September 1999, Angkatan Udara Internasional untuk Timor Timur (INTERFET) dikirim ke Timor Timur untuk mengakhiri kekerasan.
Usai masa transisi yang diorganisasi oleh PBB, Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara dan secara resmi merdeka dari Indonesia pada tanggal 20 Mei 2002.
Lantas setelah merdeka, benarkah Timor Leste kini menyesal karena dijadikan 'sapi perah' dan kekayaannya dikeruk oleh negara lain?
Dikutip dari Sosok.id, kala itu Pasukan INTERFET atau pasukan perdamaian internasional yang dipimpin Australia mendarat di Timor-Leste usai menyatakan merdeka dari Indonesia.
Baca Juga: 'Nanti Kita Cerita Tentang Timor Tengah Selatan Hari Ini', Menarik!
Setidaknya Australia memimpin pasukan penjaga perdamaian yang terdiri dari 11.000 orang dari 22 negara.
Mengutip dari Crikey.com.au, John Howard menyebut intervensi itu sebagai "kemenangan kebijakan luar negeri yang signifikan".
Ia mengatakan, tidak akan mengubah apa pun tentang itu dan tentara Indonesia menarik diri sepenuhnya pada akhir Oktober.
Kala itu INTERFET hanyalah sebagian kecil dari kisah Australia dengan Timor-Leste yang kini dianggap sebagai kesalahan besar bagi negara di sekitar Kupang, NTT itu.
Setelah lebih dari 78 persen orang Timor memilih kemerdekaan dalam referendum pada 30 Agustus 1999, milisi paramiliter pro-Indonesia marah dan menanggapinya dengan kekerasan.
Beberapa di antara aksinya, yaitu meruntuhkan kota, membakar bangunan, dan menyerang serta membunuh orang.
Sekitar 1500 warga Timor diperkirakan tewas dalam kekerasan itu, puluhan ribu meninggalkan rumah mereka ke gunung-gunung, dan pasukan Indonesia memaksa lebih dari 300.000 orang melewati perbatasan darat ke Timor Barat.
Baca Juga: BKKBN: Prevalensi Stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan 48,3 persen