Makassar, Sonora.ID - Bank Indonesia mengungkap penyebab Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 1,21 persen.
Hal itu terjadi pada April 2022, seperti dalam data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Deputi kepala perwakilan BI Sulsel, Fadjar Majardi mengatakan, tekanan inflasi dipegaruhi meningkatnya permintaan masyarakat pada periode Ramadan dan jelang Hari Raya Idul Fitri.
Dia menjelaskan, meskipun harga beberapa komoditas pangan strategis mengalami peningkatan, secara umum tingkat inflasi di Sulsel masih terkendali dengan baik.
Kondisi ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dalam menjaga kestabilan harga-harga komoditas, utamanya bahan pangan strategis, melalui strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif) dan penguatan kerjasama perdagangan antar daerah.
Baca Juga: Provinsi Sumatera Utara Inflasi 0,44 Persen pada April 2022
"Proses pemulihan ekonomi yang terus berlangsung pada tingkat nasional dan daerah, diprakirakan akan turut memberikan tekanan inflasi Sulsel. Risiko tekanan harga yang berasal dari imported inflation, sebagai dampak terganggunya supply chain global akibat kondisi geopolitik di wilayah Eropa, juga perlu terus diwaspadai," ujarnya, dalam keterangan yang diterima, Senin (9/11/2022).
Sebelumnya, laju inflasi Sulawesi Selatan pada April 2022 mencapai 1,21 persen menjadi angka tertinggi sepanjang tahun ini.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Suntono mengatakan, penyebab inflasi tertinggi berasal dari kenaikan harga minyak goreng yang memberikan andil sebesar 0,252 persen.
"Ada 10 komoditas pendorong inflasi, terbesar komoditas minyak goreng dengan andil 0,252 persen," ujarnya.
Hal itu disampaikan dalam rilis berita resmi statistik melalui kanal youtube.
Dengan laju tersebut, maka inflasi tahun kalender mencapai 2,29 persen sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,38 persen.
Dia menuturkan dari 5 kota indeks harga konsumen (IHK), seluruhnya mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 1,27 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bulukumba sebesar 0,62 persen.
Lebih detail, Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran.
Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Goreng Picu Inflasi Tertinggi di Sulsel Sepanjang 2022
Terbesar kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,80 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,17 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,62 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen; kelompok transportasi sebesar 0,65 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,08 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,37 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,41 persen.
"Kalau kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan," jelasnya.