Palembang, Sonora.ID - Klimatologi memperkirakan Sumsel masuk musim kemarau pada Mei dasarian 3 hingga Juni dasarian 2.
“Akhir Mei hingga Juni secara umum wilayah Sumsel masuk kemarau. Dari waktunya Sumsel masih dalam musim peralihan,” ujar Shinta Andayani, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang kepada Sonora FM Palembang (11/05/2022).
Di masa peralihan ini masih terdapat hujan, namun tanda-tanda intensitas hujan mulai menurun.
Tutupan cakupan awan di atmosfer sudah mulai berkurang.
Lebih lanjut, memasuki musim kemarau cuaca panas akan sering dialami kedepannya.
“Puncak musim kemarau di bulan Juli, Agustus, September. Namun pantauan dinamika atmosfer minggu-minggu ini diwilayah barat samudera Hindia Indonesia barat index dipole mode menunjukkan nilai negative artinya basah karena posisi terlalu dekat dengan sumatera, kemungkinan di musim kemarau masih mendapat hujan,” ujarnya.
Baca Juga: Prediksi Cuaca di Kalbar Selama Arus Mudik Lebaran Terpantau Kondusif
Awal musim kemarau masih terjadi hujan, masyarakat tetap waspada, dimusim peralihan bencana hydrometeorology terutama angin kencang bisa membuat kerusakan terutama bangunan dan pohon yang rentan.
Di musim kemarau, karakteristik Sumsel adanya bencana karhutla. Lahan gambut yang luas dan mudah terbakar, masyarakat dihimbau menjaga lingkungan dengan tidak membakar dan menghemat air bersih. Lahan gambut di sumsel yang sering terjadi kebakaran antara lain di OKI, Banyuasin, Muba, OI dan Mura.
“Lebih waspada untuk daerah-daerah itu. Masyarakat tetap update informasi cuaca terkini. Menjaga lingkungan dengan tidak membakar lahan dan hutan, menghemat air bersih,” tutupnya.
Baca Juga: Agar Pembalap Adem, Pawang Hujan Bikin Cuaca Mandalika Sedikit Gerimis