Melalui Twitter, Tom Nides, duta besar AS untuk Israel, menulis:
"Saya mendorong penyelidikan menyeluruh kematian (Abu Akleh) dan cedera setidaknya satu jurnalis lain hari ini di Jenin."
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan "temuan kami akan disampaikan, dengan transparansi ... kepada teman-teman Amerika kami dan juga kepada Otoritas Palestina dan pihak lain di dunia yang berhubungan dengan kami".
Baca Juga: 7 Negara yang Masih Dijajah dan Berjuang untuk Merdeka Hingga Saat Ini
Penjelasan jurnalis Palestina yang bersama Abu Akleh
Ali Samoodi, seorang jurnalis Palestina yang terluka bersama Abu Akleh mengatakan, pasukan Israel "tiba-tiba melepaskan tembakan" ke arah mereka selama operasi Jenin.
Dia membantah pasukan militer Israel bahwa orang-orang bersenjata berada di dekatnya ketika dia ditembak.
"Mereka (tentara Israel) tidak meminta kami pergi dan mereka tidak meminta kami untuk berhenti (memfilmkan). Mereka menembaki kami. Satu peluru mengenai saya dan lain memukul Shireen. Mereka membunuhnya dengan darah dingin." Ujar Samoodi yang sedang diobati luka-lukanya di Rumah Sakit di Jenin.
Hasil Autopsi
Hasil awal otopsi yang diperintahkan oleh Otoritas Palestina menunjukkan bahwa Abu Akleh meninggal karena luka tembak di kepala, kata direktur Institut Kedokteran Forensik Palestina di kota Nablus, Tepi Barat.
Namun dia menolak memberikan informasi lebih lanjut ketika ditanya apakah temuan menunjukkan bahwa Abu Akleh telah terkena peluru Israel.
Artikel ini telah tayang di Kontan.ID dengan judul "Wartawan Al Jazeera Tewas Tertembak dalam Serangan Israel di Tepi Barat"