INKA Gandeng D-Tech, SMK, dan PNM melakukan kerjasama untuk produksi kursi Kereta Api Eksekutif. (
BKHM Kemendikbudristek)
Sonora.ID - Bertempat di Gedung Budi Tjahjono Kampus 1 Politeknik Negeri Madiun (PNM), Jawa Timur, bersama dengan PT INKA (Persero), D-Tech Engineering dan SMK PGRI 1 Mejayan, Madiun, Jawa Timur melaksanakan perjanjian kerja sama dengan Produksi untuk Project Based Learning (PBL).
Kerjasama ini sebagai salah satu wujud pelaksanaan dan komitmen untuk terus mendukung program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam penguatan lulusan yang siap kerja di dunia industri.
Dalam perjanjian kerja sama ini, PT INKA memberikan kontrak pekerjaan kepada D-Tech Engineering berupa pembuatan kursi kereta api sejumlah 440 unit yang akan digunakan di kereta eksekutif.
“Kemendikbudristek telah dan akan terus mendukung skema implementasi PBL. Ini merupakan implementasi nyata dari Merdeka Belajar, Link and Match, Kurikulum Merdeka, Project Based Learning, dan Teaching Factory. Siswa dan mahasiswa yang akan mengelola dan mengerjakan proyek tersebut, akan terlatih secara professional, baik aspek soft skill maupun hard skill sambil belajar dan berkuliah,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto dalam keterangan tertulisnya kepada Radio Sonora.
Wikan berharap, kerja sama dengan industri ini selain menguatkan soft skill, hard skill, dan karakter siswa SMK, diharapkan mampu memberikan perspektif tentang kontribusi dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dapat dikolaborasikan secara riil dengan industri selaku pengguna.
“Tentunya, SMK akan berupaya untuk memenuhi standar-standar produksi industri,” tegasnya.
D-Tech Engineering bersama SMK dan PNM diajak untuk dapat bekerja secara profesional dengan mutu dan waktu yang telah disepakati.
Untuk keperluan produksi, mesin-mesin komputer kontrol numerik/Computer Numerically Controlled (CNC) buatan D-Tech Engineering dan para ahli yang dimiliki akan diterjunkan ke SMK dan PNM untuk memberikan pelatihan, dan selanjutnya memproduksi kursi kereta api eksekutif tersebut agar tepat waktu dan standar mutu yang telah ditetapkan oleh PT INKA.
Jika proyek ini sukses, ke depan akan banyak lagi peluang mendapatkan proyek-proyek dan pekerjaan dari PT INKA, yang tentunya akan berdampak lebih banyak lagi institusi pendidikan vokasi yang terlibat dan dapat menerapkan PBL.
Sementara itu pelaksana pekerjaan nantinya akan melibatkan 4-5 SMK yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta PNM yang akan dikoordinasi oleh D-Tech Engineering.
Ada pun waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender dengan tuntutan kualitas dan biaya sesuai dengan permintaan PT INKA.
“Cara belajar terbaik itu, ya sambil langsung praktik menangani proyek profesional, tentunya setelah dasar fondasinya digarap. Sehingga, siswa SMK akan merasakan atmosfer bagaimana berkomunikasi dengan klien, dikejar target, memproses produk berstandar industri, serta mendapat umpan balik dari pengguna. Ini akan menguatkan soft skill mereka,” terang Wikan.
Dirjen Wikan pun mengucapkan terima kasih kepada PT INKA yang telah mempercayai pendidikan vokasi untuk turut mengembangkan lengan produksinya ke SMK.
“Kita berharap, skema ini bisa direplikasi dengan SMK, kampus vokasi, dan industri-industri yang lain. Sehingga, ke depan tidak heran akan banyak SMK yang memiliki omzet ratusan juta/miliaran per bulan, dan semakin banyak proyek yang melibatkan SMK untuk mendukung rantai produksi industri,” tutur Wikan.
Diketahui, D-Tech Engineering didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga memasukkan kerja sama tersebut dalam kegiatan ‘Battlebof TeFa’ (Teaching Factory).
Beberapa partisipan, yakni SMK, akan dipantau sejauh mana bisa memberikan suplai produk berstandar industri untuk dihilirisasikan ke industri pengguna, salah satunya PT INKA melalui kerjasama tersebut.
Lebih lanjut suplai dari SMK tersebut akan disupervisi oleh PNM untuk pengawasan produk, dan pembuatannya dengan mesin CNC pada tiap SMK.
Ada pun SMK yang memberikan kontribusi terbaik, tercepat, dan terbanyak akan diberikan apresiasi “Battle of TeFa” sebagai bentuk penghargaan telah mencapai target dan memenuhi suplai untuk kebutuhan industri.
Pada kesempatan tersebut, Wikan juga menyerahkan 1 sertifikat dan 2 surat keputusan dari Mendikbudristek kepada PNM, yaitu penghargaan terbaik I Kategori Perguruan Tinggi Satker dengan Skor Nilai Kinerja Anggaran Predikat Sangat Baik Tahun 2021 dan Surat Keputusan Transformasi D3 menjadi D4 untuk Pembukaan Program Studi Akuntansi Perpajakan Program Sarjana Terapan dan Program Studi Teknologi Rekayasa Otomotif Program Sarjana Terapan pada Politeknik Negeri Madiun.
Selain itu, Dirjen Wikan juga meresmikan teaching factory PNM dengan luas 1.200 m2 yang telah disediakan untuk memfasilitasi kegiatan PBL di kampus 1 PNM.
Ditambah lagi, ada beberapa hasil riset penelitian yang dilaksanakan oleh dosen yang diperoleh dari skema pendanaan akan dimanfaatkan sebagai PBL.
Adapun salah satu alat hasil riset keilmuan terapan dalam negeri dosen perguruan tinggi vokasi yang dimanfaatkan untuk kegiatan PBL, yaitu Mesin Ice Tube Smart (MITS).
Mesin ini memiliki teknologi quick freezing method berbasis smart relay, sehingga mampu meminimalisasi mekanisme sistem manual untuk peningkatan produksi ice tube.
Dengan adanya teaching factory serta inovasi-inovasi terkini dari civitas akademika PNM diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas lulusan pendidikan vokasi.