BKKBN: Lingkungan Sehat Dukung Target Penurunan Stunting

18 Mei 2022 11:10 WIB
Workshop Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan di Aula Adikarto Pemerintah Kabupaten Kulon Progo DIY.
Workshop Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan di Aula Adikarto Pemerintah Kabupaten Kulon Progo DIY. ( Dok. Biro Umum dan Humas BKKBN)
Sonora.ID - Pada 2020, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan Pemerintah Seychelles, telah membentuk Pilot Project Lingkungan Sehat, Keluarga Sejahtera.
 
Pilot Project ini bertujuan menciptakan keluarga yang sehat, bersih dan sadar akan kebersihan lingkungan.
 
Kegiatan ini sebagai salah satu upaya BKKBN dalam menurunkan angka stunting demi terciptanya lingkungan yang bersih, keluarga yang sehat dan dapat memberikan pengaruh terhadap program penurunan angka stunting yang saat ini menjadi prioritas pemerintah Republik Indonesia. 
 
Hal tersebut dipaparkan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Dr.(H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam sambutan pembukaan Workshop Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan di Aula Adikarto Pemerintah Kabupaten Kulon Progo DIY.
 
 
Hasto mengatakan hal di atas sejalan dengan pesan Presiden RI terkait kesehatan, yaitu masih adanya permasalahan terkait kualitas sumber daya manusia yang stunting. 
 
"Presiden menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Artinya, untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus menurunkan angka stunting sebesar 2,7% setiap tahun dari tahun 2019 hingga 2024", ungkap Hasto saat membuka kegiatan workshop. 
 
Lebih lanjut, Kepala BKKBN menjelaskan keterkaitan sampah dengan lingkungan sehat keluarga sejahtera yaitu karena ternyata faktor terpenting yang bisa mempengaruhi kesehatan anak dan ibu adalah faktor sensitif yang disebut sebagai faktor lingkungan.
 
"Itulah kemudian lingkungan ini menjadi faktor penting untuk kesehatan khususnya untuk kualitas SDM yaitu Stunting", ujar Hasto.
 
Mengenai penyebab stunting, Kepala BKKBN mengutarakan tiga hal yang mempengaruhi.
Pertama suboptimal health, yaitu lingkungan yang tidak sehat. Yang kedua yaitu suboptimal nutritional, yakni kurang mendapatkan makanan yang cukup. 
 
"Yang mencegah stunting itu adalah protein hewani asam amino namanya, harus protein hewani dan itu murah, telur cukup, ikan cukup, mengandung protein hewani", jelas Hasto
 
Yang ketiga, suboptimal parenting, yaitu stres pada anak. Untuk itu anak harus digembirakan dan orang tua tidak boleh egois mempressure anaknya. 
 
"Orang tua pedomannya, didiklah anak cucumu sesuai jamannya, karena dia tidak dilahirkan dijamanmu, parenting itu penting untuk mencegah stunting", tegas Hasto.
 
Sementara itu, sebagai program yang telah dibahas oleh pemerintah Seychelles dan BKKBN sejak tahun 2019, Duta Besar Seychelles Dr. Nico Barito sangat mengapresiasi keberhasilan program Bangga Kencana. 
 
"BKKBN tidak hanya mengerjakan program keluarga berencana saja, namun juga berbicara tentang lansia, tentang remaja dan ekonomi keluarga, termasuk terkait nutrisi yang saat ini sedang gencar-gencarnya pak Hasto kerjakan yaitu terkait stunting", kata Dubes Nico.
 
Baca Juga: BKKBN Riau Raih Penghargaan Kanwil DJPBb Riau dengan Nilai IKPA Terbaik!

Dikesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Kulon Progo Drs. H. Sutedjo, berharap agar masyarakat Kulon Progo terus berperan aktif dalam program Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera (LSKS) yang nantinya akan berpengaruh positif terhadap upaya mewujudkan misi pemerintah Kulon Progo.

"Diharapkan program ini menjadi motivasi untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga seperti fungsi penggunaan lingkungan, khususnya lingkungan fisik, baik dalam rumah maupun sekitar rumah dalam bentuk menjaga kebersihan, kerapian serta pemanfaatan pekarangan rumah sehingga menjadi lingkungan yang sehat indah dan produktif, dengan demikian semua keluarga di Kulon Progo akan menjadi keluarga yang berkualiatas dan bebas dari resiko stunting", jelas Sutedjo.
 
Sutedjo juga menyampaikan bahwa di tahun 2022 ini angka pernikahan dini mengalami penurunan. 
 
"Penurunannya sebanyak 30 persen, sebelumnya pernikahan dini sebesar 120 persen, per hari ini kita hanya sebesar 80 persen," ujarnya.
 
Peserta workshop ini berasal dari yaitu sumber daya manusia di 12 Kecamatan se Kabupaten Kulon Progo, di antaranya:  Ketua Kelompok UPPKA, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Ketua Bank Sampah dan Kader Rumah Data/Pojok Kependudukan di Kampung KB. Pada workshop ini akan diberikan wawasan manajemen pengelolaan keuangan baik di tingkat keluarga maupun di tingkat kelompok usaha (UPPKA, Bank Sampah) oleh pihak perbankan, yaitu BNI 46.
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm