Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (
Dok. Biro Hukum, Persidangan, Organisasi dan Komunikasi - Kemenko PMK RI)
Sonora.ID - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, kehadiran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang filantropi berperan penting dalam berbagai upaya penanganan hal-hal "gawat" di Indonesia.
Menurut Menko PMK, Indonesia merupakan wilayah yang rentan dilanda situasi gawat, terutama dikarenakan bencana alam, ataupun juga bencana non alam. Tentunya, penanganan hal-hal gawat tersebut tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah.
Karena itu, Muhadjir menegaskan, peran dari lembaga swadaya masyarakat dan lembaga filantropi sangat besar.
Hal itu disampaikannya dalam Acara "Penandatanganan Serah Terima Kelola Hunian Tetap dan Fasilitas Lainnya, serta Sekolah, di Lokasi Pasca Bencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likeuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah" di Kantor Kemenko PMK, pada Kamis (19/5).
"Kehadiran lembaga swadaya masyarakat dan volunteer di Indonesia menjadi kekuatan utama dalam masyarakat sipil di Indonesia. Saya harus akui peranan masyarakat sipil dalam berbagai bencana porsinya sangat besar," ujar Muhadjir.
Seperti yang diketahui, bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di Provinsi Sulawesi Tengah sudah memasuki tahun ke-4 dalam penanganan baik masa darurat maupun masa penanganan pasca bencananya.
Masih banyak permasalahan di lapangan yang perlu diupayakan percepatan penuntasannya agar bisa selesai.
Karena itu, peran dari lembaga filantropi seperti Budha Tzu Chi Indonesia dan Asean Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) yang memberikan bantuan berupa hunian tetap sangat membantu pemerintah Indonesia dalam percepatan penanganan pasca bencana.
Dalam kesempatan itu, dilakukan penandatanganan dokumen serah terima kelola berupa:
Hunian Tetap di Tondo 1 sebanyak 1.500 unit dan Gedung Serbaguna dari Budha Tzu Chi ke Wali Kota Palu;
Huntap di Pombewe sebanyak 500 Unit dari Budha Tzu Chi ke Bupati Sigi;
Gedung Sekolah yang terletak di kawasan Huntap Tondo 1 dari Budha Tzu Chi ke Polda Sulteng;
Fasilitas Permukiman dari PUPR ke Wali Kota Palu dan Bupati Sigi.
"Saya mewakili pemerintah Indonesia mengucapkan terimakasih atas keterlibatan Budha Tzu Chi dan AHA Centre khususnya dan seluruh pihak yang terlibat dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Sulawesi Tengah," ujar Menko PMK.
Muhadjir meminta, setelah diserahkan secara sah kewenangan dan pengelolaan kepada pemerintah Provinsi dan Kota/Kabupaten diharapkan dapat memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang berada di Lokasi Huntap dengan lebih maksimal baik dalam urusan administrasi maupun dalam urusan-urusan lainnya.
Menko PMK juga berharap, keterlibatan-keterlibatan dari lembaga filantropi serupa bisa terus ditingkatkan dalam membantu pemerintah di berbagai sektor.
Khususnya dalam percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Sulawesi Tengah.
"Kami harapkan keterlibatan-keterlibatan serupa bisa terus dilakukan oleh Budha Tzu Chi dan AHA Centre di Sulawesi Tengah dalam penuntasan rehabilitasi dan rekonstruksi di 5 Sektor (Permukiman, Infrastruktur, Ekonomi, Sosial dan Lintas Sektor) juga keterlibatan dalam penanganan bencana di daerah lain," ucapnya.
Dalam kesempatan acara itu, hadir Kepala BNPB Suharyanto, Sekjen Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah, Bupati Sigi Mohamad Irawan, Wakil Walikota Palu Reny A. Lamidjodo, Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriady, Sekretaris Budha Tzu Chi Indonesia Hong Tjin, serta perwakilan dari AHA Centre, dan jajaran Pemda Sulawesi Tengah.