Sragen, Sonora.ID - Seorang ayah di Sragen, D sudah 2 tahun mencari keadilan untuk putrinya yang menjadi korban pemerkosaan.
Diketahui, anaknya W (11), di mana dua tahun lalu masih berusia 9 tahun dirudapaksa oleh tetangganya sendiri.
Pelaku adalah seorang pelatih di salah satu perguruan silat di Sragen. Sejak terungkap sikap bejat sang pelaku, D sudah melaporkan kejadian malang yang menimpa anaknya ini ke Polres Sragen.
Namun hingga kini, belum menemukan titik terang atau pun tindaklanjut meski sempat dilakukan gelar perkara di Polda Jawa Tengah.
Pelaku belum tertangkap karena polisi masih mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat penetapan tersangka. D mengaku, selama ini dirinya sering diintimidasi oleh beberapa pihak.
Baca Juga: Tol Solo-Semarang KM 431B Macet akibat Truk Terguling Hindari Mobil Pecah Ban
Bahkan di antaranya juga ada pihak yang disebut-sebut sebagai “pejabat daerah”, termasuk dalam oknum perguruan silat itu.
“Sudah banyak pihak (oknum) yang mencoba bernegosiasi, kasusnya minta ditutup saja,” ungkapnya.
Ternyata intimidasi tersebut tidak hanya terjadi di lingkungannya saja, namun sampai terbawa di tempat kerjanya dahulu.
D dulunya adalah pekerja pabrik. Dia mengatakan bahwa dulu pabrik tempatnya bekerja sempat diancam jika tidak memecat dirinya maka izin operasi akan dicabut.
Mengetahui hal tersebut, akhirnya D memilih untuk mengundurkan diri. Hingga kini, ia mengaku masih kesulitan untuk mencari nafkah.
Selain intimidasi, D juga mengaku dirinya kerap mendapatkan teror. Seperti beberapa waktu lalu, gerobak jualan cilok dagingnya ditabrak oleh orang tidak dikenal yang menggunakan kaos dengan logo perguruan silat terkait.
Istrinya pun juga mengalami hal yang sama.
“Istri saya waktu naik motor juga, orang tak dikenal geber-geber motor, istri saya juga kagetan, hampir terperosok ke sawah,” ungkapnya.
Baca Juga: Mengenaskan! Mayat Bayi Perempuan Ditemukan Pemancing di Sungai Bengawan Solo
Mirisnya, tidak hanya D dan istrinya yang mengalami terror, anaknya, W (11) atau korban ternyata juga dirundung oleh teman dan kakak kelasnya terkait kejadian malang yang menimpanya dengan kata-kata tidak pantas.
D akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pendidikan dan kabarnya akan ditindaklanjuti.
Rupanya, intimidasi tersebut dilakukan agar D tidak melanjutkan kasus dan berdamai dengan sejumlah uang namun D tetap bersikukuh untuk mencari keadilan anaknya.
AKP Lanang teguh Pambudi, selaku Kasat Reskrim Polres Sragen, mengatakan jika Polda Jawa Tengah saat ini tengah melakukan asistensi terhadap kasus tersebut.