Badung, Sonora.ID - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan persiapan penyelenggaraan upacara pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali Nusa Dua Convention Center.
GPDRR merupakan pertemuan multistakeholders terbesar yang dikelola oleh United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR).
“Pertemuan GPDRR di Indonesia ini menjadi yang pertama kali dilakukan di Asia dengan mengusung tema From Risk to Resilience, mengubah risiko menjadi ketahanan menuju sustainable goals untuk semua,” kata Retno kepada awak media.
Hingga saat ini, tercatat peserta GPDRR yang mendaftar mencapai 6.000 orang dari 183 negara. Pertemuan masih dilakukan secara hybrid, tetapi lebih dari 80% akan hadir secara fisik di lokasi acara.
Baca Juga: Menko PMK: Pelayanan RS Udayana Mumpuni, Peralatan Perlu Segera Ditingkatkan
Antusiasme ini menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai aktor penting dalam agenda kebencanaan di kawasan Asia Tenggara, Asia-Pasifik, dan dunia. GPDRR menjadi momentum Indonesia melakukan soft diplomacy kepemimpinan dalam agenda kebencanaan dunia pascapandemi Covid-19.
“Ketuanrumahan GPDRR ini menunjukkan kepercayaan dunia atas kepemimpinan indonesia sebagai champion issue kebencanaan. Kedua, pertemuan ini akan digunakan untuk exchange experience, best practice capacity building, dalam menangani bencana yang tidak terjadi hanya sekali, tetapi dari waktu ke waktu,” pungkas Retno.
GPDRR dinilai sebagai platform multistakeholders yang paling tepat untuk melakukan pertukaran pengalaman dalam memperkuat kemitraan menuju resiliensi berkelanjutan. Multistakeholders yang dimaksud tercermin dari partisipasi perwakilan Non-Governmental Organization (NGO) sebanyak 24%, Pemerintah 20%, Akademisi 11% dan kalangan bisnis sebanyak 7%.
Forum ini juga akan digunakan Menteri Retno melakukan pertemuan bilateral dengan Abdulla Shahid selaku President of the 76th Session of the United Nations General Assembly dan Amina Mohammed, Deputy Secretary-General of the United Nations.