"Masyarakat harus bisa menyesuikan diri. Memang ada kekhawatiran pasca banjir besar yang melanda Januari 2021 lalu. Jadi mereka mengira jika terjadi banjir rob, akan ada banjir besar lagi, tambahnya.
Lanjut Raji menjelaksan, alasan mengapa banjir rob bisa lebih tinggi dari biasanya. Hal itu tidak lepas pengaruh dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang melewati Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
"Hululnya ada di Kalimantan Tengah, hilirnya di Kalimantan Selatan. Jika hujan di daerah hulu besar, maka akan berdampak turun ke sungai kita," ungkapnya.
"Contohnya yang terjadi sekarang, ketinggian air di sungai Barito berkisar antara 2,5-3 meter. Di pintu air kita sekitar 130-140 sentimeter. Itu sudah menggenangi halaman Balai Kota," sambungnya lagi.
Kendati dianggap aman, pihaknya mengklaim terus melakukan monitoring ke lapangan setiap saat. Jika diperlukan evakuasi, maka petugas akan melakukan penyelematan terhadap warga.
"Kita petugaa stand by 1 X 24 jam jika memerlukan evakuasi," tuntasnya.
Baca Juga: Sebut Pilihan Hati Nurani, Mantan Kadis LH Banjarmasin Gabung ke PKS
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menyebut, bahwa banjir rob yang terjadi juga tidak lepas akibat terjadinya perubahan iklim.
"Siang-siang cerah tidak ada hujan lalu 'calap' atau tergenang. Itu sesuatu yang sering terjadi di Banjarmasin," ujarnya.
Ia mengatakan, bahwa pasang tertinggi itu kerap terjadi saat bulan purnama. Kondisi itu dianggapnya masih bisa dikendalikam, selama tidak berbarengan dengan curah hujan tinggi.
"Tidak terjadi setiap bulan sebetulnya. Pada saat bulan purnama biasanya terjadi pasang. Kalau bertemu dengan hujan tinggi itu biasanya yang memimbulkan banjir," jelasnya.
"Program normalisasi sungai kecil dan sedang sudah banyak dikerjakan. Lelang pengerjaan selanjutnya juga sudah selesai. Mudah-mudahan bisa rampung sebelum tibanya musim hujan," harap Ibnu.