Sonora.ID - Dikutip dari laman Magma Indonesia milik Kementerian ESDM, hingga Senin (23/05), terhitung pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, Gunung Merapi telah mengalami 35 kali gempa guguran dan 6 kali gempa hybrid/fase banyak.
Gunung api yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini, kini ditetapkan Siaga Level III.
Masih lekat dalam ingatan, letusan Gunung Merapi pada akhir Oktober 2010 lalu yang menewaskan lebih dari 350 korban jiwa.
Baca Juga: Luncurkan Awan Panas, Begini 5 Fakta Menarik Gunung Merapi yang Kembali Erupsi
Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana Erupsi Merapi juga mencatat, kerugian material akibat erupsi Merapi 2010 ini ditaksir mencapai 5 Triliun Rupiah.
Sinta Nur Asyidah, Mahasiswi Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina (UPER), mengajukan alternatif solusi untuk meminimalisir risiko kerusakan dan korban jiwa akibat bencana vulkanik.
Penelitian ini ia lakukan di kawasan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di Jawa Tengah.
Penelitian dilakukan Sinta dengan cara merekam pergerakan gelombang S (Shear) yang terjadi di wilayah sekitar Gunung Merapi dan Merbabu dengan menggunakan seismometer.
“Seismometer bisa juga diartikan sebagai alat pantau. Fungsinya merekam gelombang seismik dan tiltmeter untuk mengetahui arah gerak lava,” ungkap Sinta dalam wawancara daring, Selasa (24/05).