Sejarah Warung Semawis, Pecinan Semarang

27 Mei 2022 20:40 WIB
Semawis Semarang
Semawis Semarang ( Safira Maharani/ kumparan)

Semarang, Sonora.ID - Waroeng Semawis lahir pada peringatan 600 tahun pendaratan Cheng Ho  atau Sam Poo Kong pada tahun 2004 di kota Semarang.

Awalnya diadakan sebagai 'Pasar Imlek Semawis'  tiga hari sebelum Malam Tahun Baru setiap tahun Cina pada waktu itu.

Sehingga hingga kini, nama Waroeng Semawis disebut juga dengan Pasar Semawis, sebuah nama yang sangat menggambarkan suasana tempat ini sebagai “pasar”.

Pasar Imlek merupakan tradisi belanja segala macam kebutuhan menjelang Tahun Baru Imlek yang saat itu ditetapkan sebagai hari libur nasional atas prakarsa Presiden Abdurrahman Wahid.

Baca Juga: Sejarah Kota Lama Semarang

Dua tahun kemudian, Waroeng Semawis menjadi acara rutin di  Pecinan  Semarang pada akhir pekan.

Kata “Semawis” sendiri merupakan kata Jawa yang halus (kromo inggil) untuk  kota Semarang, namun juga digunakan sebagai singkatan dari “Semarang untuk Pariwisata” oleh penyelenggara Waroeng Semawis yaitu Kopi Semawis (Komunitas Wisata Pecinan Semarang).

Dibuka setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pada pukul 18.00 hingga 23.00 WIB, Waroeng Semawis menempati lokasi pada Jalan Gang Warung di daerah Pecinan kota Semarang.

Bagi pengunjung asing yang berada di kawasan Semarang dapat mencari lokasi Waroeng Semawis  dengan mencari di Jalan Gajah Mada kemudian berjalan menuju perempatan Jalan Depok menuju Jalan Wahid Hasyim (kawasan Kranggan) hingga melewati sebuah gapura besar bergaya China yang bertuliskan “Pecinan Semarang”.

Setiap  Minggu larut malam saat Waroeng Semawis berlangsung, beberapa ruas jalan di Pecinan ditutup di salah satu ujungnya, yaitu Jalan Gang Besen, Gang Tengah, Gambiran, Gang Belakang dan Gang Baru. Jalan-jalan ini dapat digunakan untuk parkir bagi pengunjung Waroeng Semawis.

Baca Juga: Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong, Kelenteng Terbesar Di Kota Semarang

Karena terletak di tengah Pecinan, Waroeng Semawis dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua yang menambah suasana kuno.

Dari sebelas kelenteng besar yang ada di Semarang, sepuluh di antaranya berada di kawasan Pecinan ini, bersama dengan kelenteng Sam Poo Kong yang berada di luar kawasan Pecinan, tepatnya di kawasan Simongan.

Kesepuluh Klenteng yang ada di Pecinan  adalah Hoo Hok Bio, Siu Hok Bio, Tay Kak Sie, Kong Tik Soe, Tong Pek Bio, Liong Tek Hay Bio, Hok Bio, See Hoo Kong, Wie Wie Kiong, dan Kelenteng Grajen; dimana masing-masing memiliki nilai dan sisi historisnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm