Namun sekarang, penjual hewan ternak yang biasanya menjadi langganannya tiap tahun tidak kunjung menawarkan hewan ternaknya.
"Kita juga sudah tanyakan, tapi penjual tidak bisa memastikan ada stok sapinya. Biasanya tiap tahun kita berqurban sekitar 5 ekor sapi dan ditambah beberapa kambing," pungkasnya.
"Kita lihat dalam beberapa waktu kedepan. semoga kondisinya bisa jauh lebih baik. Jadi kita bisa tetap melaksanakan ibadah qurban seperti biasanya," tutup pria 65 tahun itu.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Makhmud mengakui, bahwa saat ini ketersediaan sapi untuk hewan kurban sedang dalam keadaan kosong.
Alhasil, Ia mewajari ketika dalam beberapa hari terakhir ada warga yang kesulitan mencari sapi sebagai hewan kurban pada pertengahan bulan Dzulhijjah nanti.
"Karena sapinya memang belum ada, makanya pedagang tidak berani menerima bookingan atau pesanan dari warga," ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (31/05) siang.
Tidak hanya itu, para penjual sapi pun juga tidak berani menerima DP atau uang muka dari warga lantaran belum ada kepastian ketersediaan sapi yang ia jual.
Menurut Makhmud, kondisi ini tidak terlepas dari dampak adanya kebijakan lockdown penjualan sapi ke luar daerah akibat wabah PMK, terutama provinsi yang menjadi pemasok utama sapi ke Kota Banjarmasin, seperti Madura, Provinsi Jawa Timur.
Ia menjanjikan, stok sapi masih aman untuk keperluan kurban di Kota Banjarmasin. "Insyaallah Stok kurban insyaallah ada aja, cuma sekarang memang belum datang sapinya," ungkapnya.
Baca Juga: Pemkab Kapuas Hulu, Cek Kesehatan Sapi dan Kambing Jelang Idul Adha
Saat disinggung kapan pasokan sapi yang ia maksud itu tiba di Banjarmasin, Makhmud tidak bisa memastikan hal tersebut.
"Tapi, dalam minggu ini ada datang dari Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dan NTB (Nusa Tenggara Barat).
Lambatnya pasokan sapi ini juga dikarenakan proses yang harus dilalui oleh pemasok, seperti harus melengkapi berkas atau dokumen kesehatan sapi-sapi yang dikirim
"Soalnya sapi-sapi yang masuk harus dipastikan sehat dulu. Sehingga harus melalui proses karantina dan pemeriksaan kesehatan lainnya. makanya lambat sampai sini," tukasnya
Meski begitu, Ia memprediksi sulitnya ketersediaan sapi di Bumi Kayuh Baimbai ini juga akan berpengaruh terhadap harga jual sapi.
"Jelas berpengaruh. Karena sesuai dengan hukum ekonomi, harga akan melambung ketika permintaan yang tidak sebanding dengan ketersediaan," pungkasnya tanpa menyebutkan harga sapi di pasaran saat ini.
Baca Juga: Kapoldasu Cek Posko Terpadu PMK Bersama Kasdam I/BB