Kemendikbudristek: Siswa SMK Mampu Produksi Film Berkualitas!

1 Juni 2022 09:20 WIB
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto ( Kemendikbudristek)

Sonora.ID - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Unggulan (PK) jurusan perfilman terus bertransformasi agar mampu membuat film yang berkualitas dan diterima masyarakat.

Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto mengatakan, pembuatan film berkualitas tentu saja dengan alur cerita yang bagus agar dapat diterima di pasaran.

"Tidak hanya film yang asal-asalan. Tetapi juga harus membuat film dengan cerita yang bagus, penyutradaraan yang bagus hingga kualitas pengeditan yang baik. Jadi standarnya benar-benar luar negeri," kata Wikan saat rilis Film SMK, Laundry Story secara virtual, Selasa (31/5/2022).

Wikan menegaskan penyutradaraan dan penyuntingan pun harus sesuai dengan standar perfilman yang ada sehingga dapat diterima oleh masyarakat.

Mengenai produksi film ‘Laundry Story’, Wikan mengapresiasi SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen Malang Jawa Timur yang saat ini tengah memproduksi layar lebar ini. Menurutnya, siswa SMK juga tetap harus menghasilkan film yang juga berkualitas.

Baca Juga: Kemendikbudristek Ajak Pemda Dukung Pengembangan SDM Kemaritiman


“Jadi anak-anak SMK ini belajar sambil terjun membuat film layar lebar,” ungkapnya.

Ia pun berharap proses produksi yang akan berjalan pada bulan Juni 2022 ini ditargetkan akan dapat ditonton masyarakat di bioskop pada akhir tahun.

Saat ini film tersebut masih dalam tahap produksi dan diperkirakan akan diluncurkan pada akhir tahun," ujarnya.

Lebih lanjut Wikan juga mendorong Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) lainnya dapat menghasilkan produk yang memang sangat dibutuhkan pasar. SMK PK jurusan mesin misalnya, harus dapat menciptakan suku cadang yang dapat diterima oleh pasar.

“Karya yang dihasilkan harus dapat diserap oleh pasar. Ini merupakan bagian dari konsep 'link and match' dari program Merdeka Belajar,” pungkas Wikan.

Baca Juga: Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Ajak Gotong Royong Pulihkan Kebudayaan di Dunia

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm