“Melalui Sepekan Elsimil kami mengedukasi para calon pengantin dan remaja. Kenapa remaja dijadikan sasaran? Karena remaja mungkin dalam dua atau lima tahun ke depan sudah masuk ke dalam jenjang pernikahan. Makanya kami libatkan dan dijadikan sasaran Sepekan Elsimil. Adanya Sepekan Elsimil ini maka para calon pengantin dan remaja itu paham bagaimana mencegah anak-anak mereka dari stunting,” kata Priyanti.
Lebih jauh Priyanti menjelaskan, acara Sepekan Elsimil dibagi menjadi tiga kegiatan utama.
Pertama adalah kampanye melalui berbagai media yang digerakan oleh komunitas Genre Indonesia.
Kedua adalah TPK (Tim Pendamping Keluarga) Beraksi, dan ketiga TPK (Tim Pendamping Keluarga) Bercerita.
“Hari pertama melakukan kampanye online Twibbon dengan tema Kita Penting Indonesia. Hari kedua mengenalkan aplikasi Elsimil kepada remaja Indonesia melalui siaran langsung Instagram. Hari ketiga kuis, hari ke empat dan ke lima peserta membuat video tentang keseharian gaya hidup sehat, hari keenam dan ketujuh membuat meme jenaka tentang pencegahan stunting,” ujarnya.
Priyanti mengatakan, para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan Sepekan Elsimil, terutama remaja.
Mereka sadar bahwa persiapan pra nikah bukan hanya urusan resepsi semata.
“Kami juga mengedukasi bahwa aplikasi Elsimil itu bukan menyatakan kalau misalnya tandanya merah bukan untuk menghentikan pernikahan atau menunda pernikahan, tapi menunda kehamilan anak pertama. Itu yang masih simpang siur. Pas kemarin kita kasih edukasi itu ternyata mereka baru tau,” jelas Priyanti.
Baca Juga: Sinergi TNI Manunggal Bangun Desa ke-113 dan BKKBN Provinsi Riau dalam Misi Penurunan Stunting