Klaten, Sonora.ID- Pada Minggu (06/06/22) hujan deras disertai dengan angin puting beliung menerjang Dukuh Sojayan, Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.
Kejadian itu menyebabkan Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris BPBD Kabupaten Klaten, Nur Tjahyono.
Hingga sore hari, kerusakan yang diakibatkan oleh angin puting beliung tersebut adalah 4 rumah dan 1 jembatan desa dengan kerusakan ringan, serta tumbangnya 3 pohon yang menutup jalan.
Ternyata selain Desa Ngawen, terdapat tiga desa lain yang terkena puting beliung yaitu Desa Gatak, Desa Kauman dan Desa Senden.
3 titik kerusakan di Desa Gatak telah mendapatkan penangan begitu pula dengan pohon tumbang yang menutup jalan di Desa Senden. Pada Desa Padas, Kecamatan Karanganom juga terdapat pohon tumbang yang menutup akses Jalan Penggung – Karanganom.
Sedangkan untuk Kecamatan Karangnongko terdapat sayap jembatan longsor, berlokasi di Jalan Pulo Watu-Ngupit, Dukuh Onggobayan, Rt. 13 Rw. 06, Desa Demak Ijo. Dan terakhir berada di Kecamatan Jatinom, meski pohon tumbang sempat tutup jalan, namun sudah dievakuasi.
“Penanganan pohon tumbang menimpa teras depan mushola balai Desa Gatak. Untuk penanganannya dilakukan tim relawan Desa Gatak bersama Tim Reaksi Cepat.” Jelasnya.
Salah satu korban kerusakan akibat hujan deras dan puting beliung ini adalah Nilasari, warga Dukuh Sojayan Rt. 01 Rw. 06 Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Klaten.
Menurut kesaksiannya, sebelum puting beliung datang lebih dulu hujan gerimis sekitar 7 menit, kemudian hujan deras disertai angin kencang sekitar 20 menit.
Setelahnya, dia melihat atap rumahnya terbang setelah sebelumnya mendengar suara keras dari bagian belakang rumahnya.
Baca Juga: Pohon Tumbang dan Puting Beliung Sebabkan Kerusakan 3 Kecamatan di Klaten
“Sebelum atap rumah terbang, ada suara kayak ada suara atap mau keangkat gitu. Jeda beberapa saat ada suara keras, braak dari belakang rumah.” Ungkapnya.
Akibat puting beliung tersebut, atap rumahnya terbang hingga menutupi makam yang berada tepat di belakang rumahnya. Setelah semua kondusif, dirinya baru berani melihat keadaan rumah bagian belakang. Selain atap, ternyata atap bagian dapurnya juga keangkat sehingga air hujan bisa masuk.
Saat kejadian berlangsung, Nilasari dan kedua adiknya memutuskan untuk berdiam diri di rumah karena harus menenangkan dua adiknya yang ketakutan.
Rupanya 3 bulan lalu, kejadian serupa telah terjadi. Beruntung dirinya dan kedua adiknya selamat tanpa luka, namun kerugian ditaksir mencapai Rp. 10 jt.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi! Banjarmasin Waspada Puting Beliung & Banjir