Medan, Sonora.ID -Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Utara kembali menggelar Sumatranomics untuk ketiga kalinya yang dilaunching Senin (6/6/2022) di Hotel Adimulia Medan secara virtual.
Acara 3rd Sumatranomics 2022 itu hadir kembali dengan mengangkat tema "Strategi Pemulihan Ekonomi Sumatera di Tengah Pencapaian Herd Immunity dan Dampak Spillover Krisis Global".
Launching tersebut juga dimeriahkan dengan webinar nasional bertemakan "Recover Together, Recover Stronger : Sinergize Policies and Innovation to Support the Momentum for National and Sumatera Economic Recovery" yang juga digelar secara virtual.
Acara itu dihadiri Gubsu Edy Rahmayadi dan narasumber webinar Yose Rizal Damuri, PhD, Direktur Eksekutif CSIS, Prof. Dr. Muhammad Firdaus, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Muhammad Edhie Purnawan, PhD, Ketua BSBI dan Dewan Penasihat Kadin dengan moderator Sofie Syarif, News Anchor Kompas TV.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Doddy Zulverdi mengingatkan seluruh stakeholder di Sumut untuk mewaspadai laju inflasi yang hingga Mei 2022, meskipun di sisi lain bahwa ekonomi Sumut mengalami pertumbuhan.
Doddy Zulverdi menyebut ekonomi Sumut pada TW-1 2022 mencapai 3,90 persen. Tapi pertumbuhan ekonomi tersebut juga disertai dengan tingginya laju inflasi yang hingga Mei 2022 sudah mencapai 4,18 persen.
Di satu sisi ekonomi Sumut tergolong bertumbuh dengan baik meski masih di bawah rata-rata nasional. Namun di sisi lain laju inflasi juga bergerak cukup tinggi.
Menurutnya, supaya bisa mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti inflasi yang berlebih, maka dibutuhkan inovasi, termasuk inovasi kebijakan.
"Itulah pentingnya digelar 3rd Sumatranomics tahun 2022 ini, kita butuh masukan dari semua pihak lewat call paper atau karya tulis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik disertai inflasi yang stabil," ucapnya.
Menurutnya, kunci pertumbuhan ekonomi adalah inovasi, termasuk inovasi kebijakan, apalagi di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu saat ini, termasuk pergerakan laju inflasi yang tinggi di sejumlah negara, ekonomi China yang masih melambat, normalisasi moneter di sejumlah Negara seperti pemerintah Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga.
Ia menambahkan, komoditas yang menjadi andalan Sumut selama ini harus terus didorong supaya mampu memberikan nilai tambah yang semakin tinggi, bukan mengalihkannya ke sektor lain.
“Disinilah kita butuh dukungan semua pihak, bagaimana menciptakan nilai tambah komoditas kita yang semakin tinggi, bagaimana kita mendorong ekonomi tumbuh semakin tinggi tanmpa dihantui laju inflasi yang berlebihan," tuturnya.
Sementara, Gubsu Edy Rahmayadi meminta para akademisi dan peneliti lainnya untuk memberikan masukan kepada Pemprovsu guna menghasilkan produk-produk turunan CPO, memberikan masukan apa solusi stabilisasi inflasi.
"Bank Indonesia sudah membagi kita data angka-angka soal inflasi kita. Oleh sebab itu, saya butuh bagaimana cara implementasi menekan laju inflasi itu," katanya.
Di akhir acara, dilakukan launching “3rd Sumatranomics”, dimana karya tulis bisa diikuti kategori mahasiswa dan kategori umum, yang informasinya bisa dilihat di website www.sumatranomics.com, yang akan ditutup hingga 31 Agustus 2022.