Solo, Sonora.ID- Kebutuhan manusia terhadap internet semakin meningkat seiring dengan perkembangan WEB 2.0 yang melahirkan platform untuk memudahkan manusia berbagi dan mengambil informasi dari ruang siber yang sangat luas.
Perkembangan WEB 2.0 telah mengubah komunikasi yang semula satu arah menjadi komunikasi dua arah.
Salah satu produk WEB 2.0 adalah platform digital berupa media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan Blog yang dilengkapi fitur untuk berbagi momen.
Jejak digital atau aktivitas online adalah bukti yang tertinggal di platform digital dan tidak akan pernah hilang.
Unggahan foto, komentar, riwayat pencarian, ungahan kalimat dan interaksi antar pengguna di ruang siber secara otomatis akan tersimpan secara pribadi sebagai jejak digital.
Baca Juga: Jejak Digital Menjadi Kunci Kehidupan: Jari-Jari Tangan Menentukan Masa Depan
Jejak digital terbagi menjadi dua jenis, yaitu jejak digital aktif dan jejak digital pasif.
Jejak digital aktif adalah jejak digital yang dengan sengaja dibuat oleh pengguna, seperti pesan email dan unggahan foto.
Sedangkan jejak digital pasif adalah jejak yang ditinggalkan secara tidak sengaja seperti melihat aktivitas pengguna lain dan riwayat pencarian.
Pada dasarnya semua platform digital memiliki upaya perlindungan data, namun siapa yang tahu jika data tersebut dapat sewaktu-waktu diambil dan disalahgunakan.
Karena jejak digital memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia.
Setiap interaksi yang dilakukan pengguna pada platform digital menghasilkan data dan jejak digital yang tak ternilai harganya.
Baca Juga: Jejak Digital Menjadi Kunci Kehidupan: Jari-Jari Tangan Menentukan Masa Depan
Semakin mudahnya teknologi diakses, semakin banyak peluang jejak digital untuk dimanfaatkan.
Salah satu contoh pemanfaatan jejak digital adalah dalam dunia kerja. Bagi sebagian besar perusahaan, memeriksa aktivitas online calon karyawan termasuk dalam kriteria penilaian.
Aktivitas online yang dilihat seperti foto-foto yang sering diunggah, komentar yang sering diberikan, interaksi kepada pengguna lain hingga lingkup pertemanan di media sosial.
Selain itu, jejak digital juga dimanfaatkan untuk sesuatu yang merugikan. Contohnya, perundungan dan pelecehan siber menggunakan informasi pribadi.
Jejak informasi pribadi memiliki kekuatan yang kuat untuk memanipulasi psikologis.
Baca Juga: Hati-hati, Berikut 7 Langkah Membersihkan Jejak Digital di Medsos
Karena terbukti, internet, media sosial dan jejak digital yang ditinggalkan mampu mempengaruhi pilihan penggunanya.
Lalu apa yang bisa dilakukan agar pengguna dapat terhindar dari potensi-potensi buruk akibat jejak digital?
Beberapa cara dapat dilakukan untuk meminimalisir jejak digital aktif dan pasif, diantaranya adalah mengunggah hal-hal yang positif, berkomentar denga hati-hati, menjaga privasi karena tidak semua hal boleh diunggah dalam platform digital.
Meskipun hal tersebut belum tentu efektif, namun dapat dilakukan untuk mengantisipasi tersebarnya jejak digital secara salah.
Maka tetap diperlukan kehati-hatian dan bijak dalam beraktivitas secara online.
Memiliki pengetahuan bermedia sosial sangat penting agar informasi yang diunggah dan diterima oleh pengguna tidak menjadi hal yang merugikan suatu saat nanti.