Nias,Sonora.Id - Bupati Nias Utara Amizaro Waruwu dan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menandai secara resmi beroperasinya gedung fasilitas layanan perpustakaan senilai Rp10 miliar, Senin, (13/06/2022).
“Bangunan perpustakaan ini jelas amat bermanfaat untuk perkembangan literasi. Di akui Bupati, bahwa di Nias Utara untuk ukuran toleransi kehidupan sudah baik namun untuk angka kegemaran membaca belum cukup,” Kata Anizaro.
Hal ini menjadi satu dari sekian faktor kenapa masyarakat Nias Utara belum mampu mengeluarkan potensi terbaik daerahnya. Sekaligus menjadi pemahaman penting daerahnya kalau literasi bukan sekedar dari kemampuan baca tulis, melainkan kemampuan individu menggunakan segenap potensi dan keahliannya dan bisa diaktualisasikan.
“Orang yang berliterasi mampu berkompetisi di dunia global. Maka itu, diharapkan dengan adanya bangunan fasilitas perpustakaan yang dibiayai melalui dana alokasi khusus (DAK) bisa membantu masyarakat Nias Utara mengeluarkan potensi terbaiknya,” harap Bupati.
Mendukung pernyataan Bupati, Kepala Perpusnas menambahkan kemajuan masyarakat berbanding lurus dengan kecerdasan yang bisa datang dari mana saja. Jika sudah cerdas pasti sejahtera. Kalau sudah sejahtera, maka persatuan akan kuat.
“Ini merupakan modal percepatan pembangunan. Kalau hal tersebut sudah terpenuhi, maka Indonesia akan menjadi negara yang diperhitungkan. Sebagai negara kaya, justru income Indonesia baru U$ 4.000 per tahun. Bandingkan dengan Singapura yang sanggup mencapai U$ 100.000 per tahun,” jelas Syarif Bando.
Senada dengan yang disampaikan, Ketua DPRD Nias Utara Sukanto Waruwu juga mengaku bangga dengan kehadiran gedung baru fasilitas layanan perpustakaan disini. Dan tugas selanjutnya yang terpenting adalah bagaimana mengelola perpustakaan agar berguna buat semua lapisan khususnya di bidang pendidikan.
“Pemerintah pusat dan daerah harus melihat perpustakaan tidak sebelah mata. Karena ini merupakan investasi. Tidak bisa masyarakat hanya menerima bantuan saja. Masyarakat pun harus dicerdaskan dan melek pengetahuan,” ujarnya pada sesi talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM).
Tidak bisa membicarakan kualitas literasi tanpa melihat keterkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) Indonesia saat ini. Data Global Competitiveness 2019 menurut World Economic Forum mengatakan bahwa daya saing SDM Indonesia masih tertinggal. Berada pada posisi 50 dari 141 negara. Masih dibawah Malaysia dan Thailand.
“Artinya kualitas pendidikan masih tertinggal yang berujung pada tingkat literasi yang rendah,” ungkap pegiat literasi Desman Telaumbanua.
Perguruan tinggi sebagai salah satu pihak yang digadang-gadang mampu menghasilkan bahan bacaan berkualitas berbasis terapan juga perlu digalakkan dalam aktivitas riset sederhana (mini research), project-project berbasis masyarakat, melakukan rekayasa ide, hingga kepenulisan critical journal report (CJR) mau pun critical book report (CBR).