Sonora.ID - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Menteri Luar Negeri Bosnia dan Herzegovina Y.M. Bisera Turkovic, di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin.
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara sepakat mendorong kerja sama ekonomi yang lebih intensif serta memanfaatkan potensi perdagangan dan investasi yang dimiliki oleh kedua pihak.
Baca Juga: Babak Belur, Aset Kripto Diproyeksi akan Meroket, Cek Rekomendasinya
Pada kesempatan tersebut, Menlu Turkovic dalam keterangannya menyampaikan pula bahwa kerja sama antar kamar dagang dan industri (KADIN) kedua negara dapat membantu untuk mendorong upaya peningkatan kerja sama ekonomi yang terus dilakukan oleh kedua pemerintah.
Menanggapi pernyataan Menlu Turkovic, Menko Airlangga menyampaikan dukungannya untuk meningkatkan kerja sama di sektor industri pertahanan, business-to-business, hingga kerja sama hospitality.
Baca Juga: Apa Itu Asuransi Unit Link? Benarkah Bisa Buat Nasabah Rugi?
“Pelaku bisnis antar kedua negara penting untuk saling mengunjungi negara satu sama lain. Indonesia percaya bahwa kedekatan historis serta hubungan bilateral yang baik antara kedua negara sejak puluhan tahun yang lalu dapat pula dimanfaatkan sebagai modal dasar bagi setiap langkah strategis dalam rangka eksplorasi lebih lanjut setiap potensi kerja sama antara Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina,” kata Menko Airlangga.
Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina memiliki potensi yang besar dalam aspek perdagangan. Nilai perdagangan antara kedua negara pada tahun 2021 tercatat USD 1,85 juta.
Saat ini, komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Bosnia adalah cocoa powder (USD 188 ribu), musical instruments (USD 45 ribu), dan telephones sets (USD 44 ribu).
Sedangkan komoditi impor utama Indonesia dari Bosnia adalah centrifuges (USD 439 ribu), footwear with outers and uppers of rubber (USD 226 ribu), dan footwear with uppers other than rubber (USD 95 ribu).
Salah satu tantangan dari upaya penguatan kerja sama bidang ekonomi antara kedua negara adalah hambatan logistik untuk melakukan perdagangan langsung dengan Bosnia dan Herzegovina.
Hambatan tersebut disebabkan oleh kondisi geografi Bosnia dan Herzegovina serta ketergantungan pada pelabuhan negara tetangga untuk arus keluar masuk barang.
Menlu Turkovic pada kesempatan tersebut mengusulkan agar kedua pihak mulai membahas secara intensif terkait pembentukan direct connection dari Jakarta ke Sarajevo, begitu juga sebaliknya.
Baca Juga: Rela Investasi Habis Buat Beli Obat? Diabetes Angkat Kaki Cuma dengan Bumbu Dapur!