Adapun link tersebut dikirimkan secara acak kepada puluhan pengguna Android lewat e-mail.
Saat pengguna sudah mengklik, maka mereka akan diarahkan ke situs hacker tanpa disadari pengguna.
Dari sinilah peretas menginfeksi Android dengan malware (perangkat lunak bahaya) Alien. Malware Alien inilah yang membawa spyware Predator.
Ketika spyware sudah ditanam di Android maka akan muncul tautan baru yang akan membawa pengguna ke situs sebenarnya.
Malware jenis spyware sudah dikenal untuk memasuki perangkat, mengumpulkan data pengguna perangkat, dan mengirimkannya ke pihak ketiga tanpa persetujuan pengguna.
Spyware sendiri akan ditanam pada ponsel tanpa sepengetahuan pengguna. Malware tipe ini akan mencatat segala kegiatan di perangkat dengan mendetail soal penjelajahan internet seperti kata sandi, nomor kartu kredit, dan kebiasaan berselancar.
Bukan itu saja, Spyware Predator bahkan bisa merekam audio perangkat, menyembunyikan aplikasi, dan menambahkan Otoritas Sertifikat (Certificate Authority/CA) untuk verifikasi situs tak kredibel.
Baca Juga: Garam Termahal di Dunia Ada di Korea, Harganya Bisa untuk Beli 1 HP Android Canggih!
Diduga malware jenis ini dipasang oleh perusahaan pengawasan komersial bernama Cytrox.
"Kami menilai kemungkinan aktor yang dibekingi pemerintah yang membeli eksploitasi ini beroperasi (setidaknya) di Mesir, Armenia, Yunani, Madagaskar, Pantai Gading, Serbia, Spanyol, dan Indonesia," kata Resell dan Lecigne, sebagaimana dikutip KompasTekno dari blog Google, Jumat (27/5/2022).