Daur ulang sampah di kawasan tersebut pun dilakukan dalam bidang konstruksi bangunan dengan memproses genting dan paving block.
“Proses pengolahan sampah secara modern itu bisa menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi dan bermanfaat bagi rakyat,” kata Puan sambil melihat budidaya ikan Lele yang berada di Kawasan Green Technology dan Inovasi TPA Karangdiyeng.
Puan juga melakukan penanaman pohon kelapa di TPA yang berkonsep seperti taman itu. Usai menanam pohon, Ia lalu menemui sejumlah pemulung untuk berdialog.
Puan duduk meriung dengan posisi melingkar bersama para pemulung sambil minum teh dan jajanan khas Mojokerto.
Kepada pemulung, ia menanyakan bagaimana proses pengolahan sampah berbasis modern yang diterapkan di Kawasan Green Technology dan Inovasi TPA Karangdiyeng.
“Di sini bagaimana proses sampah dari saat pertama dipilih sampai didaur ulang?” tanya Puan.
Pemulung menjelaskan bagaimana proses pengolahan sampah yang selama ini mereka kerjakan.
Selain itu, para pemulung menyampaikan harapannya mengenai kebutuhan sarana penunjang di TPA Karangdiyeng seperti fasilitas MCK dan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Mendengar kebutuhan pemulung, Puan langsung memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 50 juta untuk pembangunan MCK dan tempat istirahat. Ia juga memberi bantuan 50 pasang sepatu boot.
“Saya melihat bahwa pekerjaan pemulung sejatinya adalah pekerjaan yang mulia, karena ketika banyak orang itu membuang barang atau sampah, pemulung-lah yang mengumpulkan, menyortir, serta membawanya ke TPA seperti ini sehingga bisa didaur ulang,” ungkap Puan.
“Coba bayangkan kalau tidak ada pemulung, kalau semua orang hanya mau membuang tetapi tidak mau memulung, maka barang bekas atau sampah akan berserakan,” lanjut Ketua DPP PDIP itu.