Hal itu membuat para pelaku perjalanan bisa dengan mudah berkunjung ke kota-kota tersebut menggunakan berbagai jenis moda transportasi
“Para pelaku perjalanan dapat dengan mudah berkunjung ke kota-kota tersebut, baik melalui bandara, pelabuhan, stasiun kereta api, terminal bus, hingga jalan tol,” ucapnya.
Alasan lainnya adalah berkaitan dengan daya tarik destinasi, seperti potensi kekayaan, keberagaman, serta kemudahan akses pariwisatanya, baik pariwisata alam, sejarah, mau pun budaya. Kota-kota tersebut juga cenderung memiliki lebih banyak pilihan akomodasi.
Baca Juga: “Bela Landak” Bantu Pemberdayaan UMKM Lokal
Perjalanan lebih terencana
Berdasarkan survei yang sama, Pegipegi juga melihat bahwa masyarakat Indonesia cenderung lebih merencanakan perjalanannya, rata-rata sekitar satu bulan sebelum keberangkatan.
Sebab, ada banyak elemen yang harus diperhatikan.
“Mayoritas memesan tiket satu bulan sebelum keberangkatan, baik itu pesawat, kereta api, hingga bus dan kendaraan travel,” ungkap Ryan.
Salah satu elemen yang dilakukan sebelum melakukan perjalanan adalah mengamati perkembangan regulasi pemerintah terkait Covid-19, serta informasi terkait, misalnya destinasi menarik dan tempat makan.
Informasi mereka cari dari berbagai sumber, seperti pemberitaan, mesin pencarian Google, media sosial, serta blog perjalanan, seperti yang disediakan oleh OTA seperti Pegipegi.
“Mereka menanti momentum tersebut untuk memperoleh tiket transportasi dan akomodasi yang lebih hemat, terutama di platform OTA,” ujar Ryan.
Pada periode tersebut, aktivitas yang dominan dilakukan masyarakat saat berwisata adalah berburu kuliner bersama keluarga (52 persen), menjelajahi destinasi wisata terdekat (27 persen), dan staycation (10,9 persen).